REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) selalu memiliki wakil di DPR sejak pertama kali ikut Pemilu pada 1999. Sebabnya adalah partai tersebut memiliki basis massa militan di berbagai daerah.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komaruddin mengatakan PAN selalu dalam posisi tidak diunggulkan dalam sejumlah survei sebelum dilakukan Pemilu. Akan tetapi, pada akhirnya PAN selalu berhasil melewati ambang batas parlemen.
“Terbukti, pada tahun 2014 dan 2019 PAN juga berada di bawah batas PT (sebelum pemilu). Tapi mereka mampu membuktikannya dengan berhasil menembus parlemen,” kata Ujang di Jakarta pada Ahad (18/6/2023)
Senada dengan Ujang, pengamat politik Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing mengatakan keberhasilan PAN selalu lolos ke Senayan buakan keberuntungan. Emrus pun yakin, pada Pemilu 2024 mendatang, PAN akan kembali mengirimkan wakilnya ke DPR
“PAN kedepan bisa melampaui parliamentary threshold,” jelasnya.
Prediksi Ujang dan Emrus tersebut terlihat dari beberapa survei yang menunjukkan tren elektabilitas PAN terus naik menguat. Salah satunya terlihat dari survei terbaru Indonesian Political Opinion (IPO) bulan Juni di mana PAN meraih elektabilitas sebesar 5 persen.
Seperti diketahui, meski ambang batas parlemen selalu naik, PAN selalu berhasil lolos ke DPR RI. PAN pada pemilu 2014 berhasil melewati ambang batas parlemen dengan raihan suara sebesar 8,7 persen. Pada 2019, PAN kembali mengirimkan wakil ke DPR RI dengan mendapatkan 6,8 persen suara.