Ahad 18 Jun 2023 17:28 WIB

Dorong Pemberdayaan Masyarakat, GP Takalar Beri Pelatihan Pupuk Kompos

Proses pembuatan pupuk kompos ini tergolong mudah.

Penyuluh pertanian, Abdul Azis Daeng Tobo memberikan pelatihan pembuatan pupuk kompos di Kelurahan Bontokadatto, Kecamatan Polombangkeng Selatan, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
Foto: Dok. Web
Penyuluh pertanian, Abdul Azis Daeng Tobo memberikan pelatihan pembuatan pupuk kompos di Kelurahan Bontokadatto, Kecamatan Polombangkeng Selatan, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, TAKALAR -- Kelompok relawan Gerakan Panrannuangku (GP) Takalar kembali menggalakkan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Kali ini mereka menggelar pelatihan pembuatan pupuk kompos bagi warga sekitar. 

Penyuluh pertanian Abdul Azis Daeng Tobo sebagai pemateri pada kegiatan pelatihan yang dihelat di Kelurahan Bontokadatto, Kecamatan Polombangkeng Selatan, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, itu menjelaskan berbagai hal. 

Baca Juga

Proses pembuatan pupuk kompos ini tergolong mudah. Hanya dengan bahan-bahan mudah didapat seperti sampah rumah tangga, dedaunan kering, hingga kotoran hewan ternak masyarakat bisa membuat kompos untuk membantu produktivitas tanaman.

Koordinator GP Takalar Amir Irwan mengatakan pelatihan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar yang bekerja sebagai petani dengan beragam komoditas pangan seperti padi, kacang hijau, dan jagung.

"Pada hari ini, Gerakan Panrannuangku Takalar dukung Ganjar mengajak masyarakat untuk mengolah kotoran sapi dan sampah menjadi berkah dengan membuat pupuk kompos," ucap Amir.

"Karena secara umum masyarakat masih kurang memahami proses pengelolaan sampah dengan baik. Selama ini, sampah hanya dikelola dengan cara dibakar atau dikumpulkan dan dibuang," kata dia.

Amir membeberkan sejumlah kelebihan pupuk kompos di antaranya lebih ramah lingkungan karena dapat menggemburkan tanah dan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air sehingga menjaga kesuburannya.

Pemakaian pupuk kompos yang tergolong organik secara berkelanjutan dapat memicu perkembangan organisme tanah. Dari sisi kesehatan, kompos lebih aman dan menyehatkan bagi manusia karena terdiri dari susunan bahan-bahan organik.

Masyarakat tampak begitu antusias mengikuti acara tersebut. Mereka memerhatikan setiap proses yang dijelaskan pemateri untuk membuat pupuk kompos dari limbah organik.

"Cukup baik, ya, tadi mereka (masyarakat) sangat senang karena kehadiran kami membawa dampak baik kepada masyarakat juga lingkungan," ujar dia.

Salah satu warga yang berprofesi sebagai petani, Nurlena (40 tahun) mengaku antusias mengikuti pelatihan pupuk kompos ini, apalagi ini kali pertama dirinya mengetahui cara membuatnya.

"Merasa puas kami dapat pengalaman untuk cara membuat pupuk kompos. Buat saya sebelum ini belum pernah ada pelatihan ini. Nanti saya ingin aplikasikan buat kebun dan sawah, biasanya nanam jagung," ucap Nurlena.

Apa yang dilakukan para relawan ini sejalan dengan pesan Presiden Joko Widodo. Presiden mendorong petani padi menggunakan pupuk organik lokal untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia dan menekan biaya.

 

"Ini akan banyak mengurangi cost (biaya) yang harus dikeluarkan petani dan tidak ketergantungan kepada pupuk-pupuk kimia, (tidak) tergantung pada industri pupuk kimia, (tidak) tergantung pada impor bahan baku dari pupuk-pupuk kimia yang sekarang ini terjadi. Jangan sampai ada keluhan 'Wah, Pak, pupuknya sulit'," kata Jokowi. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement