REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memastikan harga tiket penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) bakal kompetitif pada masa awal operasional. Strategi itu dilakukan untuk dapat menarik pelanggan menggunakan moda kereta cepat pertama di Indonesia tersebut.
General Manager Property & Non-Farebox Business Development KCIC, Devin Pranata, menjelaskan, sejauh ini, pihaknya bersama konsultan Polar UI masing mengkaji besaran tarif ideal. Adapun operasional KCJB secara komersial dimulai pada Oktober 2023 yang diawali masa operasional terbatas pada Agustus-September mendatang.
"Range harga tiket kita kaji bersama, pasti ada fase-fase awal yang harga tiketnya sangat kompetitif dan menarik bagi pelanggan," kata Devin di Stasiun Halim KCIC, Jakarta Timur, Rabu (14/6/2023).
Dia menjelaskan, besaran harga tiket juga dibedakan berdasarkan jarak tempuh. Seperti diketahui, KCIC akan melewati empat stasiun yakni Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar pulang pergi (PP).
"Stasiun Halim ke Karawang tentunya lebih murah dari pada jarak terjauh. Nah, harga terjauh lagi dikaji, untuk kepastian harga akan disampaikan lebih lanjut," ujar Devin.
Selain berdasarkan jarak tempuh, KCIC juga akan menerapkan tarif berdasarkan kelas yang dipilih penumpang. Ada first class, business class, serta premium economy. Sejauh ini, KCIC sudah memiliki 11 train set dengan masing-masing terdiri dari delapan rangkaian berkapasitas 601 penumpang.
Meski demikian, Devin memastikan, secara umum harga tiket KCJB akan kompetitif dengan Kereta Argo Parahyangan yang dioperasikan PT KAI dengan rute Jakarta-Bandung. Adapun tarif Kereta Argo Parahyangan saat ini dibanderol paling murah Rp 150 ribu untuk kelas ekonomi dan paling mahal Rp 450 ribu untuk kelas eksekutif.
"Dibandingkan Argo Parahyangan itu kurang lebih mirip, jadi tidak akan membebani penumpang untuk beli tiket. Beda tipis," ujar Devin.