Rabu 14 Jun 2023 06:21 WIB

Jubir Demokrat Jelaskan Maksud SBY Buat Lukisan 'No Justice, No Peace'

Pak SBY mengingatkan, tanpa keadilan, tak akan ada perdamaian yang bisa dicapai.

Presiden ke-RI sekaligus pendiri Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat lukisan terbaru No Justice, No Peace.
Foto: Dok Demokrat
Presiden ke-RI sekaligus pendiri Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat lukisan terbaru No Justice, No Peace.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden ke-RI sekaligus pendiri Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat lukisan terbaru. Kali ini, lukisannya terkesan lain daripada biasanya yang berkaitan dengan keindahan alam. SBY membuat lukisan yang berisi tulisan 'No Justice, No Peace'.

Mengapa SBY sampai membuat lukisan yang memuat pesan politis? Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menjelaskan, tidak ada maksud politis yang ingin disampaikan SBY di dalam karya lukisan terbarunya.

Baca Juga

"Politis itu kalau pilih si A atau si B. Sedangkan ini berbicara mengenai keadilan untuk semua. Nilai-nilai kebangsaan yang ditonjolkan. Menunjukkan kenegarawan seorang SBY," ucap Herzaky kepada Republika.co.id di Jakarta, Rabu (14/6/2023).

Menurut dia, SBY mengingatkan semua pihak untuk terus memperjuangkan keadilan demi rakyat. Keadilan yang dimaksud adalah tanpa membeda-bedakan satu sama lain. "Inilah dasar berpikir dan seharusnya menjiwai setiap langkah yang dipilih oleh para pengambil kebijakan di negeri ini," kata Herzaky.

Dia pun mengutip apa yang sering diingatkan Ketua Umuk Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam konteks penegakan hukum, misalnya. Jangan tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Jangan tumpul ke kawan dan tajam ke lawan.

"Lalu, Pak SBY juga mengingatkan, tanpa keadilan, tidak akan ada perdamaian yang bisa dicapai. Jika ingin menjaga kondisi sosial politik negeri ini agar selalu stabil dan damai, berlaku adil menjadi kuncinya. Bagaimana sikap pemerintah, penguasa, dalam menegakkan kebenaran, memperjuangkan keadilan, bisa dirasakan betul oleh masyarakat," ujar Herzaky. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement