REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (13/6/2023) sore. Menurutnya, ia sempat berbincang dengan Presiden Jokowi dalam pertemuan ini, namun membantah membahas politik.
"Oh banyak mata tadi. (Pembicaraan politik) Oh enggaklah," kata Ganjar.
Saat ditanya apakah ada kontrak politik PDIP dengannya dalam menentukan menteri saat terpilih sebagai presiden nantinya, Ganjar pun membantah. "Kan sistem presidensial itu soal menteri anu prerogatifnya Presiden. Jadi serahin ke Presiden," ujarnya.
Ganjar juga meminta agar semua pihak sabar menunggu pengumuman bakal calon wakil presiden untuk mendampinginya nanti. "Sabar, sabar biar yang kerja sama antar partai-partai beres dulu," kata Ganjar.
Ganjar juga menyebut tak lama lagi akan ada partai baru yang akan merapat ke PDIP. "Ada ada ada. Bentar lagi. Warnanya ciri-cirinya seperti warna yang ada dalam pelangi," ujar dia.
Pekan lalu, Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengungkapkan, enam dari 10 nama kandidat cawapres untuk Ganjar Pranowo. Enam nama tersebut terdiri atas kalangan menteri, ketua umum partai politik, hingga kepala daerah.
Dari sektor menteri, ada nama Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD dan Menteri BUMN Erick Thohir. Kemudian ada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, lalu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno.
Selanjutnya ada Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Terakhir adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
"Nama-nama itu ya termasuk dalam peta yang ada di PDI Perjuangan. Kalau boleh saya sebut nama itu dan semuanya tentu punya kelebihan-kelebihan," ujar Puan di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Selasa (6/6/2023).