Senin 12 Jun 2023 09:19 WIB

Sejumlah Warga Calon Pemilik Kios di Bekas Pasar Cinde Palembang Harapkan Titik Terang

Hanya ada tiang-tiang pancang di atas lahan sekitar lima hektar itu.

Para pembeli kios Aldiron, Palembang, Sumatra Selatan. Enam tahun lamanya sejak 2017, pembangunan kios Aldiron masih mangkrak.
Foto: Dok. Pri
Para pembeli kios Aldiron, Palembang, Sumatra Selatan. Enam tahun lamanya sejak 2017, pembangunan kios Aldiron masih mangkrak.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Rencana pembangunan kios Aldiron di bekas Pasar Cinde, Palembang, Sumatra Selatan terus dipertanyakan oleh para pembeli kios. Enam tahun lamanya sejak 2017, pembangunan kios Aldiron masih mangkrak. 

Hanya ada tiang-tiang pancang di atas lahan sekitar lima hektar itu. Para calon pemilik kios menderita kerugian hingga miliaran rupiah dari total 42 kios atau lapak. Johan, yang kedua orangtuanya calon pemilik kios Plaza Aldiron Cinde, kini mengaku kebingungan.  

Baca Juga

"Saya jual rumah di Yogyalarta dengan harga miring untuk melunasi booking kios, namanya ingin membahagiakan orang tua," kata Johan saat berbincang di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, akhir pekan ini.  

"Orang tua saya sebelum direlokasi juga berdagang daging, telur, ikan di pasar Cinde itu," ujarnya menambahkan. 

Seperti calon pemilik kios lainnya, ia pun menuntut pengembalian uang yang telah disetor kepada pengembang. "Sebagian dari kami ada yang sudah setor DP 30 persen, yang sudah lunas juga ada. Kasihan pedagang-pedagang kecil nyicil sedikit demi sedikit dari jualan, menunggu hampir enam tahun, sampai ada yang meninggal dunia," kata Johan.  

Sejumlah langkah telah ditempuhnya, termasuk bersurat ke DPRD, DPR RI, Pemprov Sumbagsel hingga tingkat pusat sampai ke Presiden RI Joko Widodo guna mengadukan persoalan itu. Hasilnya, belum ada. Padahal, kata Johan, kontrak kerja sama pembangunan dilakukan dengan Pemprov setempat. 

"Para pedagang percaya karena lahan yang dibangun bukan milik swasta. Sempat dijanjikan oleh pihak pengembang bahwa bangunan akan rampung di tahun 2019. Ternyata hingga saat ini masih terkatung-katung," kata dia. 

Salah satu warga, ibu rumah tangga yang enggan disebutkan namanya pun berharap pemerintah bisa memperhatikan nasib mereka karena sudah menderita kerugian begitu besar. 

“Kami ini rakyat kecil, nabung uang untuk dicicil beli kios dengan harapan lebih baik ke depan, ternyata malah jadi begini, sedih sekali. Tolonglah instansi terkait agar bisa memperhatikan nasib kami warga kecil,” ujar Ibu rumah tangga ini.

Sebelumnya, seperti dinukil dari Kantor Berita Antara, meski pembangunan Aldiron Plaza Cinde baru dilakukan tiang pemancangan tapi 35 persen lapak dan kios telah terjual per Juni 2018 silam. 

Menurut keterangan Kepala Cabang dari PT MB yang saat itu diketahui sebagai pemegang kontrak, harga yang ditawarkan beragam, untuk lapak atau kios dari Rp250 juta hingga Rp400 juta. Harga rata-rata permeter berkisar Rp30 juta hingga Rp60 juta.

Namun, kontrak pengerjaan itu sendiri disebut telah diputus oleh Pemprov Sumsel. Pemprov pun disebut akan mengambil alih rencana pengerjaan. 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement