Jumat 09 Jun 2023 13:17 WIB

Gus Yahya: NU Dukung Siapa Pun Pemimpin Selanjutnya

Ketum PBNU Gus Yahya sebut pihaknya akan mendukung siapapun pemimpin selanjutnya.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Gus Yahya Cholil Staquf. Ketum PBNU Gus Yahya sebut pihaknya akan mendukung siapapun pemimpin selanjutnya.
Foto: Dokpri
Gus Yahya Cholil Staquf. Ketum PBNU Gus Yahya sebut pihaknya akan mendukung siapapun pemimpin selanjutnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menegaskan, Nahdlatul Ulama (NU) akan mendukung siapa pun pemimpin yang terpilih nanti di Pemilu 2024. Ia mengatakan, pemilu hanya merupakan prosedur yang harus dilewati secara rutin untuk menentukan pemerintahan. Setelah pemilu berakhir, siapa pun yang terpilih harus mendapatkan dukungan masyarakat.

"Nah, kalau sudah selesai prosedur ini ya siapa pun yang terpilih, siapa pun yang menjadi pemerintah itu adalah pemerintah dari seluruh rakyat Indonesia. Harus didukung, harus ditaati," kata Gus Yahya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (9/6/2023).

Baca Juga

Karena itu, ia mengingatkan agar masyarakat tak perlu melanjutkan sikap antagonisme antara pendukung yang berbeda. Gus Yahya pun menegaskan, pemilu bukanlah perang yang harus diperjuangkan untuk memerangi musuh.

"Kita tidak perlu menerus-neruskan antagonisme di antara pendukung yang berbeda-beda. Jadi, ini cuma prosedur, ini bukan jihad fisabilillah, bukan perang badar, bukan soal hidup mati. Ini cuma soal prosedur untuk menentukan pejabat pemerintah yang dalam hal ini adalah presiden dan juga legislatif juga, bersamaan nanti," katanya.

Ia pun melanjutkan, NU bukan partai politik. Sehingga tidak dalam posisi untuk memberikan dukungan politik. Namun, NU akan berusaha untuk menjaga agar masyarakat tetap hidup tentram, harmonis, dan tidak saling bermusuhan karena perbedaan pandangan politik.

"Satu-satunya yang akan dilakukan NU terkait ini adalah berusaha sekuat tenaga ikut menjaga supaya masyarakat tetap tentram, tetap harmonis, tidak terjadi antagonisme, tidak terjadi permusuhan antarkelompok gara-gara agenda politik semacam ini," kata Gus Yahya.

Gus Yahya mengatakan, semua kekuatan NU akan diarahkan untuk kemaslahatan bangsa dan negara. "Semua yang diarahkan untuk kemaslahatan bangsa dan negara direstui oleh Nahdlatul Ulama," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.

(QS. Al-Hajj ayat 5)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement