REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei terbaru lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) di Jawa Timur (Jatim) mendapati elektabilitas Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) tertinggal jauh dibanding Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Anies dinilai kurang menarik bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah atau diistilahkan 'kurang dangdut'.
Survei yang dilaksanakan pada 15-22 Mei 2023 ini memotret elektabilitas bakal capres dalam simulasi tiga nama. Hasilnya, elektabilitas Anies hanya 12,1 persen. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu masih kalah jauh dibanding Prabowo dengan raihan 38,2 persen dan Ganjar dengan elektabilitas 36,4 persen.
Direktur Eksekutif ASI, Ali Rif'an mengatakan, elektabilitas Anies rendah di Jatim karena mantan Rektor Universitas Paramadina itu adalah capres dengan segmen pemilih kelas menengah terdidik. Pemilih yang masuk segmen tersebut banyak berada di perkotaan.
"Karena itu, posisi (elektabilitas) Anies memang bagus di Jakarta dan Jawa Barat karena sangat dekat dengan ibu kota," kata Ali, Selasa (6/6/2023).
Sedangkan pemilih di Jatim, lanjut dia, mayoritas dari segmen kelas menengah ke bawah dengan pendapatan dan pendidikan rendah. Pemilih di Jatim ini serupa dengan Jawa Tengah.
"Menurut saya, ini yang menjadi kelebihan dan kekurangan Anies. Dia memenangkan kelompok terdidik, tapi Indonesia secara demografi itu mayoritas penduduknya adalah kelas menengah ke bawah," ujar Ali.
Ali pun mengibaratkan Anies sebagai capres dengan genre musiknya pop yang biasanya digandrungi kalangan menengah ke atas. Sedangkan mayoritas warga Indonesia, terutama Jatim, adalah kalangan menengah ke bawah yang menyukai musik dangdut.
"Artinya kalau Anies ingin suaranya naik secara eksponensial, strategi penetrasinya harus diubah dari musik pop ke musik dangdutan," ujar Ali.
"Meski genre popnya jangan dihilangkan, tapi harus mengikuti langgam atau selera warga Indonesia yang suka dangdut. Itu bahasa perumpamaannya," kata dia menambahkan.
Survei yang dilakukan Arus Survei Indonesia ini melibatkan 800 responden di Jatim, yang dipilih menggunakan metode multistage random sampling. Survei dilakukan dengan cara wawancara tatap muka. Toleransi kesalahan atau margin of error survei ini sebesar 3 persen dan tingkat kepercayaannya 95 persen.