Selain kepada Denny, Mahfud juga mengaku berbagi tugas dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu. Ia menceritakan, saat itu politisi PKS itu tengah datang ke rumah Mahfud untuk menawarkan posisi cawapres mendampingi Anies.
Terhadap tawaran tersebut, Mahfud pun mengaku menolaknya.
"Saya beri tugas itu bukan hanya kepada Denny. Kepada Ketua PKS Pak Syaikhu waktu ke rumah bersama Al Muzzamil kan beliau menjajaki untuk mencari cawapresnya Anies. Antara lain bertanya, Pak Mahfud bersedia engga? Engga," jelas Mahfud.
Mahfud pun menjelaskan alasannya menolak tawaran cawapres Anies. Menurut dia, cawapres pendamping Anies bisa berasal dari partai-partai pendukung Anies. Di antaranya yakni Nasdem, Demokrat, dan PKS.
Mahfud menilai jika ia bergabung justru akan merusak demokrasi.
"Saya bilang, karena di koalisi Bapak itu ada Nasdem, Demokrat dan PKS itu banyak ada yang calonnya dari partainya sendiri. Nanti kalau saya ajak ke situ malah saya merusak demokrasi. Kalau yang satu keluar karena anda ajak saya kan rusak," ujarnya.
Karena itu, Mahfud meminta Ahmad Syaikhu untuk menjaga koalisi agar tak pecah.
"Saya minta bapak jaga koalisi. Saya bilang begitu kepada ketua PKS, jaga koalisi, jangan ajak saya ke dalam. Agar koalisi tidak pecah. Kalau saya ke dalam nanti malah pecah. Karena ada yang ga setuju dll. Itu saja tugas saya. Menjaga pemilu dan menjaga demokrasi," jelas Mahfud.