Senin 29 May 2023 15:53 WIB

Hanya Petugas Partai Bikin Ganjar Kalah dari Prabowo

Prabowo dinilai sebagai pemimpin paling tegas untuk kebangkitan ekonomi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Joko Sadewo
Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa saat Konferensi Pers pemaparan hasil temuan dan analisis survei nasional LSI Denny JA bertajuk 4 Pertarungan Pilpres 2024, Senin (29/5/2023).
Foto: istimewa/doc humas
Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa saat Konferensi Pers pemaparan hasil temuan dan analisis survei nasional LSI Denny JA bertajuk 4 Pertarungan Pilpres 2024, Senin (29/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menemukan bakal calon presiden Prabowo Subianto berada di posisi teratas di segmen isu strong leader, mengungguli pesaingnya Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Dalam survei yang dilakukan ke 1.200 responden di rentang 3 hingga 14 Mei 2023, publik cenderung lebih banyak memilih Prabowo sebagai sosok strong leader menumbuhkan ekonomi di angka 56,2 persen, diikuti Anies Baswedan di 18,7 persen dan Ganjar di posisi paling bawah di angka 14,8 persen.

Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa mengatakan, kesan masyarakat untuk strong leader justru mayoritas lebih banyak ke Prabowo Subianto dibandingkan Ganjar dan Anies Baswedan. "Bisa dilihat dari data itu semakin isu strong leader tumbuhkan ekonomi populer semakin Prabowo menjulang, sebaliknya semakin Ganjar menurun, dan Anies juga turun lumayan juga," ujar peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa dalam Konferensi Pers Hasil Temuan dan Analisis Survei Nasional LSI Denny JA bertajuk 4 Pertarungan Pilpres 2024, Senin (29/5/2023).

Ardian mengatakan, jika dibandingkan dengan data populasi umum survei LSI Denny JA, yakni popularitas keseluruhan tanpa embel-embel strong leader, Prabowo tetap unggul di angka 33,9 persen diikuti Ganjar di angka 31,9 persen dan Anies di posisi ketiga dengan 20,8 persen. Namun, jika diikuti persepsi strong leader yang mampu menumbuhkan ekonomi, angkanya berubah drastis, Prabowo jauh lebih unggul.

Ardian menjelaskan, peningkatan popularitas Prabowo sebagai strong leader ini karena masyarakat menilai isu ekonomi menjadi penting setelah pandemi Covid-19 sehingga kebutuhan strong leader sangat tinggi. Menurut Ardian, sosok Prabowo sebagai pendiri dan ketua partai dinilai lebih kuat sebagai strong leader dibandingkan Ganjar yang selama ini diidentikkan PDIP sebagai petugas partai.

"Istilah petugas partai ini melemahkan Ganjar dihadapkan Prabowo yang pendiri dan Ketum partai. Petugas partai tak mengesankan pengendali partai, apalagi pengendali pemerintah atau elit negara," ujar Ardian.

Selain itu, rekam jejak kata Ardian, menjadi penting untuk publik menilai sosok calon presiden yang dinilai sebagai strong leader ekonomi. Rekam jejak Ganjar Pranowo sebagai gubernur Jawa Tengah belum mampu menangani masalah kemiskinan di Jawa Tengah, serta jejak ekonomi Anies Baswedan di DKI Jakarta juga belum meyakinkan publik soal sosok strong leader ekonomi.

Sebaliknya, kata Ardian, Prabowo, sudah dikesankan publik sebagai pemimpin paling tegas, paling diterima di spektrum politik yang lebih luas untuk memulai kebangkitan ekonomi. Menurutnya, jejak cita cita Prabowo soal ekonomi indonesia menjadi Macan Asia juga sudah dikenal luas sejak Pilpres 2014 lalu dan Prabowo sudah dikenal dengan mempopulerkan ekonomi rakyat.

"Alasan-alasan ekonomi yang menguntungkan Prabowo karena memang situasi kebatinan masyarakat Indoensia sedang bergumul dengan isu-isu ekonomi. Sehingga bisa kita resapi kenapa Prabowo bisa unggul di urutan satu dengan selisih jauh dan Ganjar di urutan ketiga dan Anies di elektabilitas stabil," ujarnya.

Survei LSI Denny JA menggunakan metodeologi random sampling melalui wawancara tatap muka dengan 1.200 responden. Survei dilakukan selama 3 hingga 14 Mei 2023 dengan margin of error sebesar 2,9 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement