Rabu 24 May 2023 01:27 WIB

Ketua BKSAP Diplomasi Budaya dengan Plt Ketua Parlemen Papua Nugini

Ketua BKSAP DPR melakukan pertemuan bilateral dengan Plt Ketua Parlemen Papua Nugini.

Putu Supadma Rudana
Foto: DPR
Putu Supadma Rudana

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Delegasi Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana melakukan diplomasi atau pertemuan bilateral yang mengedepankan peran budaya dengan Plt Ketua Parlemen Papua Nugini Johnson Wapunai di Museum Rudana, Bali, Senin (22/5).

"Jadi, pertemuan ini adalah cultural talk dan cultural lunch, di mana peran seni budaya itu sangat penting dalam mengawal diplomasi," kata Putu dalam rilis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Baca Juga

Menurutnya, soft diplomacy melalui seni dan budaya merupakan pengikat persamaan dan persaudaraan antarbangsa. "Yang mana tempat pelaksanaannya kita gagas dilakukan di sebuah museum yaitu Museum Rudana yang merupakan rumah tertinggi kebudayaan dan juga rumah abadi peradaban bangsa," ujarnya.

Putu mengatakan, apabila diplomasi dilakukan di sebuah museum seni maka akan menambah berbagai perspektif dan kekuatan diplomasi yang selama ini dilakukan secara rutin dan tradisional melalui pertemuan bilateral dalam bentuk diskusi dan pertemuan formal saja.

"Dikembangkan lagi dengan menambah menghadirkan seni lukis, seni tari, seni tabuh dan digabungkan menjadi pagelaran pertunjukan penerimaan tamu kenegaraan," ucapnya.

Dia menyebut bahwa kedatangan Plt Ketua Parlemen Papua Nugini Johnson Wapunai ke Bali, salah satunya untuk membahas pembuatan sebuah patung yang didedikasikan untuk sosok pahlawan utama negara mereka yaitu Sir Michael Somare.

"Sir Michael Somare yang merupakan Grand Chief dan Prime Minister dengan masa bakti terlama yaitu 17 tahun. Mereka akan membuat patung itu untuk diletakkan di halaman Gedung Parlemen Papua Nugini, di mana Gedung Parlemen mereka sudah siap," jelasnya.

Putu pun mengusulkan Pemerintah Indonesia maupun DPR RI turut membantu memfasilitasi agar pembuatan patung Pahlawan Negara Papua Nugini tersebut bisa tercapai, seperti melakukan supervisi, pendampingan, ataupun bantuan pembiayaan.

Menurutnya, jika Indonesia bisa berkontribusi membantu Papua Nugini maka akan meningkatkan pula hubungan bilateral yang telah terjalin secara erat antara RI dengan Papua Nugini.

"Kita harap ketua parlemen, pemerintah kita mengambil aksi ini. Mungkin hanya sebagian tapi jika kita mampu, sumbangkan ini ke mereka. Sehingga, mereka akan ingat bahwa ini adalah sumbangan dari rakyat Indonesia, dari Bangsa Indonesia," tuturnya.

Dia berharap hubungan bilateral antara RI dengan Papua Nugini akan jauh lebih meningkat lagi, hubungan antar-masyarakat yang saling menghormati dan menghargai, serta menguatkan komitmen untuk terus mengakui kedaulatan NKRI.

"Sehingga, ke depan betul-betul apa yang menjadi gangguan selama ini disintegrasi bangsa, khususnya isu Papua bisa tersolusikan secara lebih permanen dan tetap Papua menjadi bagian daripada Ibu Pertiwi atau Indonesia," kata dia.

Dalam pertemuan tersebut, hadir Ketua BKSAP DPR RI Fadli Zon, Wakil Ketua BKSAP DPR RI Achmad Hafisz Tohir dan Gilang Dhielafararez, Anggota BKSAP DPR RI yakni Mulan Jameela, Mardani Ali Sera, Linda Megawati, dan I Made Urip. Sementara itu, Johnson didampingi Duta Besar Papua Nugini untuk Indonesia, Simon Namis, Sekretariat Jenderal Parlemen Papua Nugini, Kala Aufa, serta seniman desain asal Papua Nugini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement