Senin 08 May 2023 18:11 WIB

Enam Warga di NTT Keracunan Usai Mengonsumsi Daging Babi

Warga yang keracunan tinggal di Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Tempat usaha peternakan babi yang ada di lingkungan Dusun Gondangsari, Desa Sumberejo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Tempat usaha peternakan babi yang ada di lingkungan Dusun Gondangsari, Desa Sumberejo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Enam warga di Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dilaporkan keracunan dan dilarikan ke puskesmas. Hal itu terjadi setelah mereka menyantap daging babi yang dibeli dari tetangganya.

"Mereka sempat dirawat secara intensif di Puskesmas Panite, namun kemudian dibiarkan dokter untuk kembali ke rumah masing-masing karena sudah sehat," kata Kapolsek Amanuba Selatan, Ipda Max Tameno kala dihubungi dari Kota Kupang, Provinsi NTT, Senin (8/5/2023) sore WITA.

Keenam warga yang keracunan usai menyantap daging babi itu adalah Ameri Saluk (39 tahun), Viktoria Olla (13), Yohanis Panab (54), Imel Olla (3), Apris Tallo (45), dan Mirna Kristina Tallo (19). Keenam orang tersebut bukan berasal dari tiga desa.

Adapun tiga desa itu adalah dua orang berasal dari Desa Polo, tiga orang Desa Batnum, dan satunya berasal dari Desa Bena. Max menjelaskan, setelah menjalani pemeriksaan kesehatan oleh dokter di puskesmas, para korban kemudian bisa kembali ke rumah masing-masing, karena efek dari racun sudah hilang.

Max pun menceritakan, kejadian tersebut sebenarnya terjadi pada Selasa (2/5/2023), saat Apris Tallo membeli daging babi sebanyak dua kilogram dari Maksi Boimau. Setelah dimasak oleh anaknya, Apris kemudian membagi-bagikan ke korban yang lain yang kebetulannya adalah keluarga dekatnya.

Usai mengkonsumsi daging babi tersebut, para korban tidak langsung merasakan gejalanya. Namun, sakit mulai dirasakan pada Selasa sekitar pukul 10.00 WITA dengan gejala pusing, mual, muntah disertai demam hingga pukul 20.00 WITA. "Para korban bersamaan langsung dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif," ujar Max.

Bersyukur para korban pun tidak perlu merasakan sakit yang lama, karena pada Rabu (3/5/2023) sore WITA, sudah kembali ke rumah masing-masing. Setelah diselidiki daging babi yang dikonsumsi tersebut adalah babi yang sebelumnya menderita penyakit.

Karena itu, Max mengingatkan masyarakat di daerah itu untuk selalu berhati-hati mengkonsumsi makanan yang sehat. Artinya tidak mengkonsumsi hewan yang sedang sakit. "Apalagi saat ini penyakit hewan banyak sekali," ujar Max.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement