REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Persiapan ASEAN Summit terus dilakukan dengan matang, utamanya dengan mengangkat dan menonjolkan nuansa lokal demi menyambut seluruh tamu delegasi dalam perhelatan internasional di Labuan Bajo.
Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina merekomendasikan nuansa kearifan lokal itu adalah dalam bentuk ‘Tarian Tiba Meka’ dan juga suguhan kuliner daerah.
Menurutnya, dengan disuguhkannya tarian tersebut, maka menunjukkan bagaimana keramahan pihak tuan rumah untuk menyambut tamu pentingnya.
Sebagai informasi, dalam ajang konferensi internasional sebelumnya, Indonesia juga menggunakan kearifan lokal untuk menyambut para tamu delegasi.
“Tarian Tiba Meka, merupakan salah satu tarian yang akan direkomendasikan saat penyambutan tamu dan saat menggelar beberapa acara gala dinner, seperti yang dilaksanakan saat hajatan G-20 di Bali beberapa waktu lalu," ujarnya dalam keterangan kepada Republika pada Ahad (7/5/2023).
Shana menambahkan, bukan hanya tarian saja yang akan disuguhkan, namun nuansa kearifan lokal juga terus didorong dalam bentuk pelayanan kuliner.
Pihaknya terus berupaya agar para delegasi KTT ASEAN 2023 bisa disuguhkan sajian khas NTT.
Lebih lanjut, dirinya juga mengaku bahwa memang sudah banyak sekali persiapan yang dilakukan menjelang perhelatan forum tingkat dunia itu.
Unsur budaya dengan kearifan lokal terus diupayakan untuk didorong oleh RI selaku Ketua dalam ASEAN Summit 2023.
Termasuk juga, dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral se-ASEAN (AFMGM), yang mana kala itu menggunakan nuansa Toraja sebagai tema utama gedungnya.
Kegiatan yang digelar sejak 28 Maret dan telah ditutup pada 31 Maret 2023 itu juga merupakan salah satu dari rangkaian KTT ASEAN 2023.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, Causa Imam Karana mengaku bahwa pemilihan tema Toraja pada pertemuan tingkat dunia merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan tersendiri.
"Ini merupakan satu kehormatan dan kebanggaan bagi masyarakat Sulsel," katanya.
Bukan hanya itu, dengan adanya nuansa kearifan lokal dan budaya khas Indonesia pada pertemuan tingkat ASEAN, juga menjadi salah satu ajang promosi wisata di Tanah Air, khususnya bagi Sulawesi Selatan.
Maka dari itu dirinya memberikan apresiasi tinggi karena kegiatan tersebut akan mampu memberikan dampak ekonomi pada masyarakat.
"Semoga hal ini dapat mendorong tingkat kunjungan wisata di Toraja yang memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat setempat," pungkas Kepala Perwakilan BI Sulsel ini.