Sabtu 06 May 2023 21:53 WIB

Tingkat Kepuasan Publik atas Kinerja Jokowi Jadi Tantangan bagi Capres 2024

Pencabutan PPKM memengaruhi tingkat kepuasan publik.

Presiden Jokowi usai meninjau fasilitas dan kesiapan Pelabuhan Merak menghadapi arus mudik lebaran 2023, Selasa (11/4).
Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi usai meninjau fasilitas dan kesiapan Pelabuhan Merak menghadapi arus mudik lebaran 2023, Selasa (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Temuan survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan sebanyak 81,4 persen publik merasa puas dipimpin oleh Jokowi.

Di antaranya 12,3 persen bahkan menyatakan sangat puas terhadap kinerja Jokowi. Tingkat kepuasan publik juga mencapai rekor tertinggi dalam rentang setahun terakhir, di mana angka paling rendah pun bertengger pada 77,8 persen yang tercapai pada survei Desember 2022.

Baca Juga

Sementara itu sebanyak 16,8 persen saja yang masih merasa tidak puas, sekaligus menjadi angka terendah dalam kurun setahun. Di antaranya hanya 2,0 persen yang menyatakan tidak puas sama sekali, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 1,8 persen.

“Sebanyak 81,4 persen publik merasa puas kinerja terhadap Jokowi, menjadikannya sebagai tantangan bagi para capres yang hendak berlaga pada Pemilu 2024 mendatang,” ungkap Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni dalam siaran pers di Jakarta, pada Sabtu (6/5/2023). 

Jika ingin dibedah, tingginya tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi yang hanya tersisa satu setengah tahun ini tidak lepas dari keberhasilan dalam menjaga perekonomian tetap stabil, di tengah guncangan dan ketidakpastian ekonomi global.

“Aspek terbesar dalam beberapa waktu terakhir adalah dicabutnya pembatasan mobilitas (PPKM) yang memungkinkan masyarakat bisa menikmati mudik Lebaran, dengan lonjakan jumlah pemudik yang sangat signifikan dibandingkan tahun lalu,” Vivin menjelaskan.

photo
Temuan survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan sebanyak 81,4 persen publik merasa puas dipimpin oleh Jokowi. - (DOK: Index Research)

Dibayang-bayangi oleh naiknya harga sejumlah bahan pangan dan merosotnya daya beli, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan April 2023 atau sepanjang bulan puasa hingga Lebaran tercatat mengalami penurunan menjadi 4,33 persen.

BPS juga telah merilis data pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2023 sebesar 5,03 persen, atau relatif stabil dibandingkan kuartal sebelumnya. Capaian tersebut juga lebih tinggi dari prediksi ekonom yang mengkhawatirkan angka pertumbuhan hanya berada di bawah 5 persen.

“Pesimisme muncul karena perkiraan terjadinya perlambatan ekonomi, terutama karena berakhirnya windfall komoditas yang telah menopang kinerja perekonomian sepanjang tahun 2022,” Vivin melanjutkan.

Tingginya kepuasan publik di penghujung periode kedua Jokowi menjadi tantangan tersendiri bagi tokoh-tokoh yang ingin maju ke arena pencapresan. 

“Pemerintahan Jokowi telah membentuk standar kinerja yang tinggi sehingga publik tentu memiliki ekspektasi yang tinggi pula,” tandas Vivin.

“Batasan masa jabatan dua periode yang bakal menghasilkan pergantian kepemimpinan membuat publik berharap presiden selanjutnya bisa mempertahankan capaian yang ada, kalau tidak sanggup membuat terobosan baru yang jauh lebih baik,” tegas Vivin.

Selain itu tentu saja masih ada sejumlah masalah yang menimbulkan ketidakpuasan publik. “Yang terbaru, terbongkarnya skandal pejabat yang hidup bermewah-mewahan mendorong digulirkannya perampasan aset terhadap kekayaan hasil korupsi atau kegiatan ilegal lainnya,” pungkas Vivin.

Survei Index Research dilakukan pada 28 April-2 Mei 2023 terhadap 1200 orang yang dilakukan melalui telepon. Sampel dipilih melalui metode random digit dialing (RDD) atau pembangkitan nomor telepon secara acak. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement