Rabu 03 May 2023 08:38 WIB

Bukan Senpi, Polisi Pastikan Mustofa Gunakan Airsoft Gun

Pelaku M tidak terafiliasi dengan jaringan teroris manapun.

Rep: Ali Mansur/ Red: Friska Yolandha
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh menyerahkan insiden penembakan di Kantor MUI kepada kepolisian.
Foto: Republika
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh menyerahkan insiden penembakan di Kantor MUI kepada kepolisian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto memastikan pelaku penembakan di kantor majelis ulama Indonesia (MUI) pusat menggunakan pistol airsoft gun bukan senjata api (senpi). Peristiwa penembakan oleh pria berinisial M (60 tahun) asal Kedongdong, Kabupaten Pesawaran, Lampung tersebut terjadi pada Selasa (2/5/2023) sekitar pukul 11.24 WIB.

"Menurut saya, saya lihat jenisnya yang saya dapat dari Kapolres Jakarta Pusat ada butiran-butiran magasin dan ada tabung gas kecil. Nah ini biasanya disebut air softgun, bukan senjata api,” ujar Karyoto kepada awak media, Selasa. 

Baca Juga

Namun terkait detail senjata yang diduga milik pelaku M, kata Karyoto, pihaknya menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut dari Laboratorium forensik (Labfor). Tembakan dari airsoft gun itu sendiri terkena pintu kaca hingga pecah berserakan dan dua pegawai terluka akibat Insiden tersebut.

"Detailnya (senjata airsoft gun) menunggu dari Labfor," terang Irjen Karyoto. 

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki memastikan pelaku  M tidak terafiliasi dengan jaringan teroris manapun. Hal itu disampaikan setelah Polda Metro Jaya berkoordinasi dengan Detasemen Khusus 88 (Densus 88) Antiteror Polri. 

"Kami sudah koordinasi dengan Detasemen Khusus 88 Antiteror. Hasil penyelidikan Densus 88 Antiteror bahwa tersangka ini tidak termasuk jaringan teror," jelas Hengki.

Selain itu pelaku yang yang diduga berasal dari Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Kedongdong, Kabupaten Pesawaran, Lampung tersebut  tidak termasuk kategori lone wolf. Bahkan pelaku berinisial M juga tidak terkooptasi dengan ideologi agama yang ekstrem. Namun pihaknya tetap akan melakukan profiling secara lengkap oleh tim APSIFOR dan tim Jatanras Polda Metro Jaya.

Namun dari bukti sementara yang didapat pihak penyidik, lanjut Hengki, pelaku M melakukan penembakan di kantor MUI karena ingin diakui sebagai wakil nabi. Bahkan keseriusannya untuk mendapatkan pengakuan dari MUI terkait kasus eksistensi sebagai wakil nabi, pelaku beberapa kali berkirim surat kepada pimpinan MUI. 

"Dari alat bukti yang ada tulisan-tulisan, yang pertama motif sementara bahwa yang bersangkutan ini ingin mendapat pengakuan sebagai wakil nabi," ungkap Hengki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement