Selasa 02 May 2023 17:28 WIB

Momen Hardiknas, Siswa di Cirebon Malah Diliburkan Karena Sekolah Kebanjiran

Selain sekolah, lingkungan permukiman warga juga alami kebanjiran

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Banjir merendam 719 rumah warga di dua desa, yakni Desa Mekarsari dan Gunungsari, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon beberapa waktu lalu (ilustrasi). Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2023 tak bisa dinikmati para siswa di sejumlah sekolah di Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, Selasa (2/5/2023). Pasalnya, sekolah mereka kebanjiran sehingga sementara tak bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Foto: istimewa
Banjir merendam 719 rumah warga di dua desa, yakni Desa Mekarsari dan Gunungsari, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon beberapa waktu lalu (ilustrasi). Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2023 tak bisa dinikmati para siswa di sejumlah sekolah di Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, Selasa (2/5/2023). Pasalnya, sekolah mereka kebanjiran sehingga sementara tak bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2023 tak bisa dinikmati para siswa di sejumlah sekolah di Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, Selasa (2/5/2023). Pasalnya, sekolah mereka kebanjiran sehingga sementara tak bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

Kondisi itu seperti yang terjadi di SDN 1 Gunung Sari, Desa Gunung Sari, Kecamatan Waled. Di hari pertama masuk sekolah usai libur lebaran, para siswa di sekolah tersebut justru terpaksa kembali diliburkan.

Kepala Sekolah SDN 1 Gunung Sari, Suwanda, mengatakan, kegiatan belajar mengajar hari ini terpaksa tidak bisa dilakukan. Selain sekolah yang kebanjiran, lingkungan permukiman warga di desa tersebut juga banjir sehingga anak-anak sulit untuk datang ke sekolah.

"Otomatis kami tidak bisa melaksanakan (kegiatan) belajar dengan baik walaupun guru-guru sebenarnya sudah siap mengajar," kata Suwanda, Selasa (2/5/2023).

Pihak sekolah juga sulit untuk menerapkan pembelajaran daring sebagai pengganti kegiatan belajar mengajar (KBM) yang tidak bisa dilaksanakan pada hari ini. Pasalnya, tak sedikit anak-anak yang rumahnya juga kebanjiran.

"Jadi karena terendam, mau tidak mau, anak di-cancel. (KBM kembali dilakukan) hari berikutnya atau besok. Jadi pelajaran hari ini bisa ditambahkan untuk besok hari," tukas Suwanda.

Suwanda menyebutkan, ada tujuh ruang kelas di sekolah yang dipimpinnya yang terendam banjir. Pihak sekolah pun sebelumnya sudha melakukan antisipasi dengan membendung banjir menggunakan alat sederhana, sehingga mampu meminimalisir air yang masuk.

"(Air) yang masuk ke ruangan sekolah hanya 20 centimeter karena kami siap. Alhamdulillah teratasi, dengan dibendung, walau dengan alat sederhana, sehingga kotoran dari sungai yang meluap bisa teratasi. Akhirnya kita membersihkan sekolah juga tidak terlalu capek," cetus Suwanda.

Meski demikian, halaman sekolah tersebut hingga kini masih terendam lumpur.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya, menyebutkan, banjir yang melanda Kecamatan Waled diawali dengan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan durasi yang lama pada Senin (1/5/2023) sore hingga malam.

Kondisi itu mengakibatkan meluapnya sungai Ciberes sehingga menggenangi permukiman warga. ketinggian air bervariasi antara 20 – 200 centimeter.

"Ada tiga desa yang terdampak banjir," kata Deni kepada Republika, Selasa (2/5/2023).

Adapun tiga desa itu, yakni Desa Gunung Sari, Desa Mekarsari dan Desa Ciuyah. Selain merendam rumah-rumah warga, banjir juga menggenangi bangunan sekolah. Seperti di Desa Gunung Sari, sekolahan yang terendam banjir terdiri dari satu unit SD, satu unit TK, satu unit PAUD, satu unit SMP, dan satu unit Madrasah Ibtidaiyah (MI).

Sedangkan di SDN Mekar Sari, sekolahan yang terendam banjir terdiri dari satu unit MI dan satu unit PAUD.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement