REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Pakar politik sekaligus akademisi Universitas Bengkulu Dr Panji Suminar menyebutkan ada empat nama yang bisa menjadi representasi warga Nahdlatul Ulama yang berpotensi diusung menjadi calon wakil presiden di Pemilu 2024.
"Pemilih di Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan basisnya NU makanya parpol mencoba menggaet cawapres dari NU. Misalnya Erick Thohir, asalnya kan Banser NU, jadi dia berpotensi jadi representasi NU," kata Dr Panji Suminar di Bengkulu, Sabtu (29/4/2023).
Walau bisa menjadi representasi dari NU, namun Erick Thohir menurut dia belum mengakar kuat di NU. Nama kedua, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
"Khofifah sudah mengakar di NU, dan dia punya keunggulan menjadi Gubernur Jawa Timur, salah satu basis NU. Artinya secara elektoral dia bagus, Jawa Timur dia kuasai," kata Panji.
Nama selanjutnya, menurut dia yakni sosok Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar. Serupa dengan Khofifah, Muhaimin Iskandar merupakan orang Jawa Timur, punya basis elektoral dan juga telah mengakar di NU.
"Apalagi Muhaimin Iskandar juga ketua umum partai, PKB dia yang pegang. Sekarang tinggal menunggu Muhaimin tetap berpasangan dengan Prabowo, atau berlabuh ke Ganjar ketika ada tawaran," kata Panji Suminar.
Nama terakhir yaitu Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Gus Yaqut juga kuat di NU, memiliki basis massa di Jawa Tengah sekaligus adik dari Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf."Gus Yaqut juga bisa jadi representasi NU, namun persoalannya Gus Yaqut kan PKB, PKB dipimpin Cak Imin yang juga masuk bursa cawapres. Sementara, Gus Yahya, beliau sudah menyatakan tidak akan terlibat politik praktis. Jadi 4 nama itu saja yang kira-kira bisa jadi representasi NU," ujarnya.
Terkait nama Yenny Wahid, Panji Suminar mengatakan elektabilitas dari keturunan Gus Dur tersebut belum mampu menyaingi sosok-sosok representasi NU lainnya.