Jumat 28 Apr 2023 09:15 WIB

Wali Kota Surabaya Minta TPPS Fokus Pendampingan Stunting Komorbid

Wali Kota Surabaya berpesan ke anggota TPPS tahun 2023 untuk kejar nol stunting

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kecamatan dan kelurahan untuk fokus melakukan pendampingan terhadap anak yang mengalami stunting atau kerdil secara komorbid.
Foto: Republika/Ronggo Astungkoro
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kecamatan dan kelurahan untuk fokus melakukan pendampingan terhadap anak yang mengalami stunting atau kerdil secara komorbid.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kecamatan dan kelurahan untuk fokus melakukan pendampingan terhadap anak yang mengalami stunting atau kerdil secara komorbid.

"Kami harap semuanya, mulai kader PKK, pemangku kepentingan, baik perguruan tinggi maupun perusahaan, juga menjadi bagian dari tim penurunan stunting," kata Eri Cahyadi dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Jumat (28/4/2023).

Sesuai surat keputusan Wali Kota Surabaya Nomor 100.3.3/62/436.1.2/2023 tanggal 27 April 2023, 11 orang yang dikukuhkan sebagai anggota TPPS tahun 2023, di antaranya Sekda Kota Surabaya M. Ikhsan, Camat Genteng, Camat Gayungan, Camat Kenjeran, Camat Rungkut, Camat Lakarsantri, Ketua TP Kelurahan Kapasari, Ketua TP PKK Kelurahan Dukuh Menanggal, Ketua TP PKK Kelurahan Sidotopo Wetan, Ketua TP PKK Kelurahan Medokan Ayu, dan Ketua TP PKK Kelurahan Bangkingan.

Wali Kota Eri berpesan kepada 11 orang anggota TPPS tahun 2023 tersebut agar mengupayakan Surabaya nol stunting dan memberikan pendampingan kepada balita stunting yang memiliki komorbid.

"Jadi, Surabaya kemarin dari 25,8 persen, menjadi 4,8 persen, itu stunting yang tidak ada komorbid, sehingga cepat turunnya. Nah, yang kami fokuskan sekarang adalah stunting yang ada komorbid," kata Cak Eri panggilan lekatnya.

Cak Eri berharap balita stunting yang terdapat komorbid bisa ditekan drastis dengan pendampingan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) dan pemangku kepentingan. "Karena target kami yang komorbid menjadi satu persen tahun ini, kalau non-komorbid targetnya ke depan nol persen," ujarnya.

Pada tahun 2020, angka stunting di Surabaya tercatat ada 12.788 kasus. Jumlah tersebut berhasil ditekan menjadi 980 kasus pada akhir 2022. Sedangkan pada pertengahan 27 April 2023, tercatat 720 kasus balita stunting.

"Target kami di akhir tahun 2023 menjadi 100 kasus. Artinya, anggota TPPS yang dikukuhkan tadi melakukan percepatan ini (stunting)," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kota Surabaya Ida Widayati menyampaikan kegiatan Rembuk Stunting masih akan terus dilakukan oleh pemkot sampai kasus stunting mencapai target nol.

"Upaya pemkot menekan stunting dengan berbagai cara, bersama perguruan tinggi hingga perusahaan. Mulai dari menggerakkan orang tua asuh stunting, rembuk stunting di tingkat kecamatan, dan sebagainya," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement