REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat menegaskan, partainya menolak penggunaan politik identitas, terutama pemakaian nilai agama hanya untuk memperebutkan kekuasaan. Ia mendorong PDIP membangun toleransi dan Ukhuwah Islamiyah.
"Menolak politik identitas dan menggunakan nilai-nilai Islam semata-mata hanya untuk memperebutkan kekuasaan dengan berbagai cara. Kami benar-benar harus mampu membangun toleransi, menghargai satu sama lain, membangun ukhuwah islamiyah persaudaraan sesama umat Muslim, membangun ukhuwah wathaniyah sesama anak bangsa, dan ukhuwah insaniyah sesama umat manusia," kata Djarot.
Hal itu disampaikan Djarot dalam penutupan Pendidikan Kebangsaan dan Pelatihan Dakwah Digital Tahun 2023, di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dia menegaskan, kader PDI Perjuangan dilarang untuk mencaci maki, menyebarkan berita hoaks, menebarkan kebencian hanya semata-mata merebut kekuasaan.
Menurut dia, pelatihan tersebut juga bertujuan mengarahkan dunia digital Indonesia agar jauh dari kampanye politik identitas dan ujaran kebencian, terutama menjelang Pemilu 2024.
"Posisi kami sudah jelas, posisi kami adalah seluruh ustaz, seluruh ulama, seluruh dai yang tergabung dalam Baitul Muslimin Indonesia yang tergabung dalam PDI Perjuangan, betul-betul memperjuangkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin," kata Djarot.
Dia menjelaskan DPP PDIP telah menugaskan Ketua Umum PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Hamka Haq dan Ketua Badiklat PDIP Daryatmo Mardiyanto melakukan pelatihan dakwah digital di seluruh Indonesia yang melibatkan seluruh tokoh-tokoh masyarakat.
"Sehingga benar-benar ketika kami memasuki Pemilu 2024 benar-benar menciptakan Indonesia yang aman, damai, menghargai satu sama lain, menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Untuk memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya.
Selain itu, dia mengatakan DPP PDIP akan menugaskan peserta pelatihan untuk berkeliling ke sejumlah daerah bersama pengurus partai setempat DPC dan para Dai yang sudah dilatih.