REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mempercepat penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Jalan Srikana, Kota Pahlawan, Jawa Timur.
Kepala Bidang Distribusi Perdagangan, Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya Devie Afrianto mengatakan, pihaknya saat ini tengah melakukan upaya untuk percepatan penataan agar PKL bisa berjualan.
"Target kami sudah terpaving karena konsepnya nanti terbuka. Dimana nanti penataan selesai akan dilanjutkan dengan mendatangkan booth berupa kontainer-kontainer," kata Devie.
Ia mengatakan untuk jumlah pedagang yang sudah terdata sekitar 25 pedagang yang terdiri dari warga lokal. "Ini tujuan kami untuk menata dan mengubah stigma PKL menjadi pengusaha makanan dengan menata dan memberikan fasilitas yang memadai," ujarnya.
Namun Devie belum bisa memastikan konsep Sentra Wisata Kuliner (SWK) atau program padat karya yang akan digunakan untuk pengelolaan para pedagang di Srikana tersebut.
"Yang pasti para pedagang ini bisa kembali berjualan, itu target utama," ucapnya.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Surabaya Anas Karno mengatakan sebelumnya keresahan para PKL yang khawatir tidak bisa berjualan bisa diakomodir oleh Dinkopdag Surabaya.
"Yang utama mereka bisa kembali berjualan, apalagi di saat bulan Ramadhan nanti. Jadi ini sudah kami komunikasikan dengan Pemkot untuk PKL bisa beraktivitas untuk berdagang kembali," kata Anas.
Namun, lanjut Anas, aktivitas PKL nantinya masih bersifat sementara, lantaran kawasan Jalan Srikana tengah ditata oleh Pemkot Surabaya untuk dijadikan sebagai pilot project konsep baru yang tengah digagas pemkot.
"Pemkot tengah menyiapkan konsep baru untuk di buat semacam SWK yang lebih tertata di kawasan Srikana ini," katanya.
Pihaknya mengharapkan kesadaran dari para PKL untuk menunggu proses pembersihan lahan yang akan dijadikan tempat berjualan.