Jumat 14 Apr 2023 07:47 WIB

Soal Ekstremis India Ajak Serang Ka'bah, Saleh Daulay: Dia Sering Ceramah Anti Islam

Saleh Daulay sebut ekstremis India, Yati Narsinghanand kerap berceramah anti Islam.

 Anggota Komis IX DPR RI/F-PAN Saleh Partaonan Daulay. Saleh Daulay sebut ekstremis India, Yati Narsinghanand kerap berceramah anti Islam.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Anggota Komis IX DPR RI/F-PAN Saleh Partaonan Daulay. Saleh Daulay sebut ekstremis India, Yati Narsinghanand kerap berceramah anti Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay mengingatkan agar umat Islam tidak perlu terprovokasi dengan pernyataan Pendeta Hindu Yati Narsinghanand asal India.

Sebaliknya, menurut dia, umat Islam dianjurkan memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah pada bulan suci Ramadhan, termasuk mengintensifkan amal-amal sosial lain dalam bentuk zakat, infak, dan sedekah.

Baca Juga

"Amal kebaikan seperti itu yang merupakan perwujudan kesalehan seorang Umat Islam. Bukan merespons pernyataan sampah yang tidak bertanggung jawab," kata Saleh dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (14/4/2023).

Menurut dia, pernyataan Yati Narsinghanand merupakan kebencian terhadap Islam disebutnya Islamofobia. Selain itu, lanjut dia, perilaku anti-Islam Yati Narsinghanand bukanlah yang pertama kali.

"Konon, ini bukan yang pertama dilakukannya. Di banyak kesempatan, dia sudah sering melontarkan ceramah-ceramah anti Islam," ujarnya.

Dia mengingatkan bahwa Islam bukan agama permusuhan dan pertikaian, melainkan agama yang damai dan penuh kasih sayang. "Meskipun melukai, pernyataan-pernyataannya tidak mengurangi kehormatan agama Islam." ujar mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah itu.

Saleh meminta agar Pemerintah India menindaklanjuti pernyataan Yati Narsinghanand karena dianggap telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan dan sebuah penghinaan terhadap agama lain.

"Tindakan ini bertentangan dengan norma toleransi dan kerukunan antarumat beragama," imbuhnya.

Lebih dari itu, ujarnya, tindakan tersebut bertentangan dengan "International Covenant on Civil and Political Rights" (ICCPR) atau Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik.

"ICCPR itu jelas menyebutkan bahwa setiap orang memiliki kebebasan berpikir, berkeyakinan, dan beragama," tuturnya.

Dia mengingatkan agar Pemerintah India menindak tegas Narsinghanand sebagai bagian dari implementasi Deklarasi Universal HAM yang sudah disepakati PBB.

"Karena itu, dalam konteks kebebasan beragama dan islamofobia seperti ini, Pemerintah India dituntut untuk melakukan tindakan tegas. Jangan sampai tindakan orang per orang seperti ini menimbulkan kesenjangan antara masyarakat di Indonesia dengan di India," kata Saleh.

Ekstremis sayap kanan Hindu Yati Narsinghanand asal India menyerukan kepada Umat Hindu untuk mengambil alih Ka'bah, sebagaimana video yang beredar luas di media sosial.

"Saat ini waktunya untuk menyatukan dunia untuk melawan Islam dan jihadis Islam untuk memobilisasi seluruh dunia," ujar Narsinghanand dalam bahasa Hindi, sebagaimana diunggah akun Twitter @MiddleEastEye pada Selasa (11/4).

Ia berkata, "Negara Hindu adalah mimpi besar, dan kita semua harus memiliki mimpi ini. Tidak hanya Afganistan, tetapi juga kita harus menginvasi Makkah."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement