REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Dalam rangka mendukung upaya pemerintah memperkuat ketahanan pangan, sukarelawan SDG Banten mengadakan Pelatihan Santri Tani Milenial. Pelatihan yang diadakan di Pondok Pesantren Mabdail Falah, Kampung Kadu Biuk, Desa Panyirapan, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang tersebut diikuti santriwan dan santriwati dari sepuluh pondok pesantren se-Kabupaten Serang, Banten.
Koordinator Wilayah SDG Banten, Gus Yuri Alam mengatakan pelatihan tersebut merupakan upaya mereka untuk menguatkan ketahanan pangan, sekaligus memberikan pembelajaran dan pengalaman mengolah tanaman kepada para santri.
"Kami tahu cabai adalah penyumbang inflasi yang cukup tinggi di Indonesia. Jadi santri tidak hanya konsumtif, tetapi juga mampu menghasilkan karya-karya, terutama memenuhi kebutuhannya sendiri minimal," ujar Gus Yuri seusai acara.
Adapun pengisi materi dalam pelatihan tersebut yaitu Abdul Qodir, selaku dosen di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan juga jebolan salah satu pesantren di Bogor, Jawa Barat. Dia telah bertahun-tahun menanam cabai dengan metode pocis yang kemudian diajarkan ke santri.
Selain menerima pemahaman tentang menanam tanaman cabai dengan metode porcis, para santri juga diajarkan langsung praktik porcis oleh pengisi materi dengan menggunakan daun pisang, tanah yang memenuhi syarat unsur hara dan bibit cabai.
Gus Yuri berharap dengan adanya pelatihan itu dapat mengembangkan pengalaman dan keterampilan para santri. Sehingga cita-cita mewujudukan ketahanan pangan bisa tercapai.
"Para santri sangat senang dengan pelatihan ini karena memang banyak dari mereka yang punya latar belakang, yang sudah menggeluti bidang pertanian. Kami berharap para santri semakin mampu bangkit lagi dalam hal ketahanan pangan, juga untuk pengembangan ekonomi pesantren," kata Gus Yuri.
Pengasuh Ponpes Mabdail Falah, Rahmatullah menuturkan kegiatan yang diadakan ini, memberikan manfaat yang besar untuk perkembangan para santri, khususnya dalam hal pengolahan lahan dan pertanian.
Dia pun mengapresiasi sukarelawan yang telah memberikan perhatian terhadap perkembangan para santri yang dewasa ini dituntut untuk terus mengikuti perkembangan zaman.
"Pelatihan ini cukup luar biasa, saya apresiasi karena akan bermanfaat bagi anak-anak santri kelak di masyarakat mereka pulang dari pesantren, selain dapat ilmu agama juga dapat ilmu cara pengolahan lahan dan bertani untuk mendapatkan tambahan rezeki," ucap Rahmatullah.
Relawan SDG atau Santri Dukung Ganjar memang kerap mendorong para santri memahami peluang berwirausaha. Beberapa waktu lalu, mereka mengadakan pelatihan budidaya ternak kambing kepada puluhan santri di Pondok Pesantren Darul Mutaalimin, Kota Cilegon, Banten.
Gus Yuri mengatakan, peranan santri berpotensi untuk meningkatkan pembangunan ekonomi keraykatan berbasis keumatan dalam mencetak santri yang terampil berwirausaha, serta bertujuan untuk memberikan dampak terhadap masyarakat yang sejahtera dengan mempertahankan nilai-nilai religius.
"Kami lakukan pelatihan budi daya kambing kepada para santri di kota Cilegon. Ini merupakan wujud komitmen SDG dalam mendukung program kewirausahaan di pesantren," kata Gus Yuri, demikian dilansir dari Antara.