Rabu 12 Apr 2023 18:07 WIB

Kominfo Ajak Pelajar Kenali Fitur dan Standar Komunitas Media Sosial

Pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta jiwa.

pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta jiwa
Foto: istimewa
pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta jiwa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi kembali menggelar program literasi digital nasional sektor pendidikan wilayah Jawa Barat bagi siswa/siswi di SMP di Wilayah Tengah Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan ini berlangsung pada Selasa 11 April 2023 yang dimulai pukul 09.30 – 11.30 WIB. Di mana program ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat Literasi Digital 50 juta masyarakat Indonesia pada tahun 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital.

Ini lantaran menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang. Selain itu berdasar laporan HootSuite dan We Are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta jiwa pada Pebruari 2022, atau bertambah 2,1 juta dari tahun sebelumnya. Itu merupakan 73,7% dari total populasi Indonesia, dengan persentase pengguna internet melalui ponsel mencapai 94,1%.

Baca Juga

Kemenkominfo pun bersama Siberkreasi menggelar program #literasidigitalkominfo yang mengusung tema “Yuk Kenali Fitur dan Standar Komunitas Media Sosial.” Di mana kegiatan secara nonton bareng (nobar) dengan total peserta 15.000 siswa itu menyuguhkan materi yang didasarkan pada 4 pilar utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Dalam kegiatan tersebut, tampil sebagai narasumber pertama yakni seorang Ilustrator dan Comic Art, Muhammad Iqbal, yang membawakan materi terkait Etika Digital. Menurutnya dalam community guidelines, membagikan informasi yang salah pasti akan ditindaklanjuti oleh pemilik platform seperti Tiktok, Youtube, dan Instagram. Sehingga disebutkan Iqbal, jika membuat konten harus menghindari hal negatif yang berhubungan dengan keselamatan anak, konten seksual, serta kekerasan.

“Mari kita rayakan teknologi, tidak perlu takut menggunakan gadget, berpegang teguh nilai-nilai integritas dan memanfaatkan media sosial dengan sebaik-baiknya. Tetap dalam koridor yang baik. Dan kita harus berinteraksi sesuai dengan etika agar berinteraksi jauh lebih aman,” sebutnya dalam keterangan persnya.

Narasumber kedua yang tampil yakni seorang Peneliti dan juga Antropolog, M. Nur Arifin, S.Sos., yang berbicara terkait Budaya Digital. Diungkapkannya bahwa jika ponsel di dunia nyata dapat memiliki beberapa kegunaan, yakni dapat digunakan untuk berinteraksi dengan manusia dan juga bisa bertemu dengan banyak orang, begitu pun ponsel di dunia digital dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan mudah namun tetap harus bersopan santun dan memiliki etika. “Kita harus menggunakan platform yang ada di media sosial untuk hal yang bersifat positif, memperdalam ilmu dan sumber informasi yang diinginkan di media sosial, Youtube, Tiktok, dan lain-lain. Platform yang ada di media sosial dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan. Platform yang tersedia dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Kita semua harus bisa fokus dengan bakat dan minat terhadap media sosial, menggunakan Handphone dengan cerdas tentunya smart phone for smart people,” jelasnya.

Sedangkan pemateri terakhir yakni Heni Handayani Lestari yang merupakan seorang Content Creator, tampil membawakan materi Kecakapan Digital. Ia pun menyebutkan jika penggunaan internet bisa menimbulkan berbagai persoalan jika tidak cakap digital, sehingga harus mampu mengetahui, memahami, serta menggunakan perangkat keras dan lunak, mampu menggunakan aplikasi percakapan, juga media pencarian untuk sumber informasi.

“Harus memahami kelebihan dan kekurangan media sosial facebook, instagram, twitter dan youtube, agar cakap dalam bermedia digital. Dapat Mengoptimalkan penggunaan handphone agar dapat bermanfaat, agar tidak merugikan kita harus memahami secara jelas transaksi dompet digital, loka pasar secara bijak, dan harus bertanggung jawab. Jangan termakan hoaks dan berhati-hati dalam bermedia sosial,” pesannya.

Dalam webinar ini juga tampil sebagai Keynote Speaker, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Hartono Anwar, S.Sos., M.Si. Di akhir sesi webinar, para peserta diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh narasumber. Seluruh rangkaian webinar ini dipandu oleh moderator Andina Arbarini.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital sektor pendidikan dapat diperoleh pada media literasi digital kominfo di info.literasidigital.id atau mengikuti media sosial Literasi Digital Kominfo di Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, dan Youtube @literasidigitalkominfo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement