Ahad 19 Oct 2025 09:20 WIB

Komnas HAM Kecam Meningkatnya Kekerasan Bersenjata di Papua

Komnas HAM mencatat dua kekerasan bersenjata yang berujung banyak korban tewas.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Komnas HAM Anis Hidayah
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Ketua Komnas HAM Anis Hidayah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengecam segala bentuk kekerasan yang kembali meningkat dalam beberapa hari terakhir di sejumlah wilayah Papua.

Ketua Komnas HAM Anis Hidayah mendesak agar dilakukan penghentian segala bentuk kekerasan dan konflik bersenjata di Bumi Cenderawasih dengan tetap mengutamakan dialog semua pihak. Komnas HAM mencatat dua peristiwa kekerasan bersenjata yang berujung pada banyak korban tewas di sejumlah wilayah di Papua.

Baca Juga

Peristiwa pertama terjadi di Kampung Soanggama, di Distrik Homeyo, di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, Rabu (15/10/2025). Dalam kejadian itu pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) menggelar operasi militer yang berujung pada kontak tembak dengan separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM). Tercatat 14 orang tewas dalam kontak tembak tersebut termasuk warga sipil.

Pada Jumat (17/10/2025) kelompok separatis bersenjata OPM juga melakukan serangan terhadap warga sipil di Jalan Kali Semen, Wadio Atas, di Distrik Nabire Barat, Kabupaten Nabire di Papua Tengah. Dalam kejadian tersebut, satu orang warga biasa tewas ditembak. Empat warga sipil juga mengalami luka-luka.

Pun dalam peristiwa penyerangan itu, tercatat tiga personel penegak hukum turut menjadi korban luka-luka. Dan pada hari yang sama, kelompok separatis bersenjata juga melakukan intimidasi terhadap para relawan dari LP3BH.

Intimidasi itu terjadi di Distrik Moskana Utara, Teluk Bintuni, Papua Barat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement