REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak usaha Telkom Indonesia (Persero), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel menyatakan tahun ini telah mencanangkan peta jalan pertumbuhan organik dan inorganik dengan menganggarkan belanja modal sekitar Rp 7 triliun.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko menyampaikan, alokasi itu untuk mendukung tranformasi digital serta mengembangkan ekosistem bisnis menara dengan menambah jumlah menara telekomunikasi. Juga untuk membangun serat optik dan infrastruktur pendukung lainnya yang berpotensi meningkatkan pendapatan dan laba bersih perseroan ke depannya.
"Perseroan optimistis prospek bisnis 2023 akan tetap mencatatkan pertumbuhan di atas rata-rata industri," kata Teddy melalui keterangan resmi, Selasa (11/4/2023).
Hal ini berdasarkan strategi dan model bisnis Mitratel yang solid, dengan didukung oleh pertumbuhan organik. Seperti peningkatan kolokasi (tenancy ratio) dan dibarengi aksi organik serta inorganik untuk memacu Mitratel untuk mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih.
Menurut data, ucap Teddy, CAGR pendapatan Mitratel pada 2017-2022 melonjak sebesar 14 persen. Kemudian, CAGR laba bersih Mitratel melonjak sebesar 34 persen atau melampaui CAGR laba bersih TOWR dan TBIG di periode 2017-2022 itu, yang masing-masing sebesar 10 persen dan minus enam persen.
Ke depannya, beberapa langkah strategis akan terus dilakukan MTEL. Perusahaan akan fokus untuk memberikan solusi dari hulu ke hilir kepada pelanggan seperti layanan fiber to the tower, power to the tower, dan energy as a service.
"MTEL diyakini agresif untuk memonetisasi aset menara telekomunikasi," kata Teddy.