Selasa 11 Apr 2023 16:47 WIB

Pengamat: Anas Urbaningrum Mulai Menabuh Genderang Perang

Pengamat menilai sindiran Anas setelah bebas dialamatkan kepada SBY.

Rep: Rizky Suryarandika, M Fauzi Ridwan/ Red: Andri Saubani
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyapa kerabat dan simpatisan usai bebas dari Lapas Kelas 1 Sukamiskin, Jalan A.H. Nasution, Arcamanik, Kota Bandung, Selasa (11/4/2023). Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum resmi bebas bersyarat dari Lapas Kelas 1 Sukamiskin usai menjalani hukuman penjara sejak tahun 2014 lalu. Anas Urbaningrum menjalani program cuti menjelang bebas (CMB) dengan tetap wajib lapor ke Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas 1 Bandung.
Foto:

Selain itu, Fernando memprediksi pengaruh Anas bisa melebar untuk membantu kubu Moeldoko dalam pengajuan Peninjauan Kembali (PK) terkait sengketa kepengurusan Partai Demokrat. 

AHY sempat mengatakan pada 3 Maret 2023 menerima informasi Moeldoko masih mencoba untuk mengambil alih Partai Demokrat. Adapun PK merupakan langkah terakhir menguji putusan Kasasi MA No.487 K/TUN/2022 yang telah diputus 29 September 2022.

"Sangat mungkin juga peran Anas akan memberikan keputusan yang berbeda pada PK yang diajukan oleh KLB Deli Serdang dan berdampak pada Koalisi Perubahan," sebut Fernando. 

Anas Urbaningrum memang langsung menyindir pihak-pihak yang berkompetisi atau bertanding di dunia politik menggunakan tangan orang lain untuk menggebuk. Ia mengajak agar bertanding dengan fair, jujur, terbuka dan objektif. 

"Dalam tradisi aktivis, saya ingin menyampaikan pertandingan atau kompetisi hal yang biasa. Kami aktivis diajarkan sejak kecil sejak bayi tetapi buat saya pertandingan dalam konteks demokrasi pertandingan yang jujur, fair terbuka dan objektif," ujarnya saat berpidato di hadapan ratusan Sahabat AU di halaman Lapas Sukamiskin, Selasa (11/4/2023). 

Ia mengatakan pertandingan tidak boleh menggunakan pihak lain atau menggunakan teknik lama yaitu nabok nyilih tangan. Apabila pertandingan seperti itu, maka para aktivis tidak tertarik ikut pertandingan. 

"Pertandingan yang terbuka jujur, objektif tidak boleh menggunakan pihak lain, tidak boleh pertandingan pakai teknik lama nabok nyilih tangan. Itu pertandingan jujur kalau tidak ada pertandingan jujur para aktivis tidak tertarik ikut pertandingan," katanya. 

Dengan kebebasannya, ia pun meminta maaf kepada pihak-pihak yang akhirnya melahirkan pertentangan. Anas menyebut bahwa ia tidak ingin melahirkan pertentangan atau permusuhan.

"Mohon maaf kalau saya keluar, merdeka bebas mendatangkan melahirkan pertentangan saya katakan mohon maaf. Saya tidak ada kamus pertentangan, permusuhan, kamus saya adalah perjuangan dan keadilan," katanya. 

 

photo
Vonis Artidjo Alkostar - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement