REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran IKN dengan sejumlah ASN di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berdampak pada tantangan terhadap masyarakat lokal. Untuk menghadapinya, upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) Kaltim melalui peningkatan kualitas perguruan tinggi harus tetap diperhatikan.
Selain itu, menurut Akademisi FEB Universitas Mulawarman, Purwadi, pembangunan IKN harus mengutamakan pemerataan, jadi tidak terkonsentrasi di Kabupaten Panajam Paser Utara (PPU) saja.
"Demikian juga dengan perolehan proyek IKN, tidak hanya dilaksanakan oleh BUMN saja, tapi juga perusahaan-perusahaan lokal demi terciptanya pertumbuhan ekonomi daerah," ujar Purwadi dalam diskusi publik bertema “IKN Nusantara Meningkatkan Pembangunan Dan Pertumbuhan Ekonomi Di Kalimantan Timur" yang digelar Forum Milenial Nusantara, dalam rilisnya yang diterima Republika.co.id, Ahad (2/4/2023).
Selain Purwadi, hadir sebagai narasumber, antara lain Kabiro Pembangunan PemProv Kaltim, Irhamsyah, Akademisi FEB Untag Samarinda, Meiki P dan M Reza Fadhilah DJ ( Kabid Organisasi APINDO Kaltim).
Menurut Akademisi FEB Untag Samarinda, Meiki P, dengan melibatkan perusahaan lokal maka akan menjadi trigger ekonomi di sekitar IKN. Selain itu, dengan adanya keramaian atau hal baru tentu akan mendorong pergerakan ekonomi di masyarakat.
Pendiri Forum Milenial Nusantara, Husain Firdaus mengatakan, dengan kegiatan diskusi ini para pemuda maupun mahasiswa dapat memberikan pemikiran kritisnya sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah pusat maupun Badan Otorita itu sendiri. Agar, kita tidak hanya menjadi penonton dalam proses pembangunan IKN.
Seminar bertema "IKN Nusantara Meningkatkan Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi di Kaltim" merupakan inisiasi dari Forum Milenial Nusantara dalam rangka sosialisasi kepada kalangan pelajar dan mahasiswa terkait pemindahan IKN.
Serta mengedukasi kaum milenial, khususnya mahasiswa agar dapat mempersiapkan diri untuk nantinya dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan IKN.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
