REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat selama empat bulan terakhir 534 gempa susulan terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, akibat aktivitas sesar Cugenang, termasuk gempa yang dirasakan warga pada Rabu (29/3/2023) berkekuatan 4.0 magnitudo.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Teguh Rahayu saat dihubungi dari Cianjur, Jawa Barat, Rabu, mengatakan gempa berkekuatan 4.0 magnitudo yang mengguncang Cianjur disebabkan dari aktivitas Sesar Cugenang yang sudah ratusan kali terjadi namun kali ini terjadi siang hari dengan getaran cukup kencang.
"Memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Cugenang, saat terjadi gempa terdengar gemuruh yang disebabkan proses pergeseran batuan bawah permukaan," katanya.
Ia menjelaskan, karena sangat dangkal sehingga terdengar seperti gemuruh atau dentuman yang membuat panik warga yang mendengarnya, sehingga gempa yang terjadi siang hari pukul 12.34 WIB, membuat cacatan gempa susulan akibat aktivitas Sesar Cugenang menjadi 534 kali.
Sedangkan gempa susulan dengan kekuatan guncangan terbesar 4.3 magnitudo dan terkecil 1.0 magnitudo, pihaknya mengimbau warga untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Jangan mudah terpengaruh informasi yang belum jelas kebenarannya, tetap tenang dan segera menyelamatkan diri ketika terjadi gempa dan jangan panik," kata Teguh Rahayu.
Sebelumnya warga di sejumlah kecamatan di Cianjur, kembali merasakan getaran gempa 4.0 magnitudo yang terpusat di Kecamatan Cugenang dengan ke dalaman 10 kilometer, Rabu (29/3/2023).
Gempa yang cukup kencang setelah empat bulan terakhir itu, membuat warga tidak dapat berbuat banyak karena saat bersamaan hujan turun deras sehingga sebagian besar warga bertahan di teras rumah atau di dalam tenda dan hunian darurat.