REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mengimbau warga agar siaga menghadapi kemungkinan terjadi kekeringan pada puncak musim kemarau. Puncak musim kemarau diprakirakan berlangsung dari Juni hingga Juli 2023 di Pulau Dewata.
Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin mengingatkan, warga untuk melakukan langkah-langkah mitigasi guna meminimalkan dampak kekeringan dan bencana lain yang berpotensi terjadi pada puncak musim kemarau. Sebagaimana dikutip dalam siaran pers BPBD di Denpasar, Selasa (28/3/2023), dia menyarankan warga berupaya mencari sumber air alternatif serta menyiapkan cadangan air guna menghadapi kemungkinan pasokan air menyusut pada puncak musim kemarau.
Retin juga mengajak warga untuk menghemat penggunaan air di rumah maupun dalam usaha pertanian serta tidak melakukan tindakan yang berisiko menimbulkan kebakaran. Ia menjelaskan pula bahwa BPBD Provinsi Bali sudah melakukan langkah-langkah untuk menghadapi kemungkinan terjadi kekeringan pada puncak musim kemarau.
"Salah satu upaya yang kami lakukan adalah dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya air yang ada," katanya.
"Kami fokus pada penguatan sistem pengairan dan infrastruktur air, serta mendorong adopsi teknologi yang ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaan air," tambahnya.