Selasa 21 Mar 2023 18:40 WIB

Pandangan Tiga Tokoh Nasional Soal Masjid Jadi Mimbar Politik

Mahfud menilai berceramah politik boleh di masjid, asal bukan politik praktis.

Rep: Antara/Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan.
Foto:

Pernyataan tersebut disampaikan Jusuf Kallausai melantik pengurus DMI Provinsi Sumatera Selatan di Masjid Sultan Mahmud Badaruddin 1 Jayo Wikramo atau Masjid Agung, Palembang, Selasa.

 Selain untuk beribadah, Jusuf Kalla menyampaikan bahwa masjid juga difungsikan sebagai menyebarkan syiar agama islam dan mempersatukan umat. Maka, menurut mantan Wakil Presiden RI itu, jika ada politisi yang ingin mengajak untuk berpolitik maka masjid bukanlah tempatnya.

Jusuf Kalla mengkhawatirkan berpolitik di dalam masjid bisa menyebabkan perpecahan umat antara satu sama lain, seperti saling sindir atau menjelekkan baik individu atau kelompok lain dalam konteks perpolitikan.

"Untuk itu para mubaligh akan dipilah agar tidak membawa politik ke dalam masjid. Meski tidak semuanya demikian, masjid juga bisa menyerukan ajakan ikut pemilu atau sosialisasi mendukung demokrasi.  Yang dikhawatirkan jangan sampai karena politik umat terpecah," kata Jusuf Kalla di hadapan ratusan jemaah Masjid Agung Palembang.

Wapres Maruf Amien

Wakil Presiden Ma'ruf Amin memperingatkan seluruh pihak tidak menggunakan masjid atau tempat ibadah untuk kegiatan sosialisasi yang mengarah pada kampanye politik. Sebab, meskipun masa kampanye belum dimulai, masjid dan tempat ibadah rawan disalahgunakan untuk kepentingan politik tertentu, khususnya di masa-masa bulan Ramadhan yang tinggal menghitung hari.

"Saya kira sudah ada aturan mainnya bahwa tempat ibadah, tempat pendidikan, lembaga pendidikan dan juga kantor pemerintahan, itu tidak boleh dijadikan tempat kampanye ya. tidak boleh," kata Ma'ruf dalam keterangannya persnya sebagaimana dibagikan Sekretariat Wakil Presiden, Senin (20/3/2023).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement