Kamis 16 Mar 2023 15:40 WIB

Siswa di Sekolah-Sekolah Jateng Diminta Terampil Budi Daya Tanaman

Urbang farming menjadi salah satu tren saat ini.

SMP Negeri 30 Semarang, melangsungkan kegiatan Panen Hasil Belajar dan Petik Urban Farming dari tanaman telang. Hal itu dilakukan untuk mengenalkan siswa ihwal hasil pertanian dan perkebunan, Kamis (16/3/2023).
Foto: Dok. Web
SMP Negeri 30 Semarang, melangsungkan kegiatan Panen Hasil Belajar dan Petik Urban Farming dari tanaman telang. Hal itu dilakukan untuk mengenalkan siswa ihwal hasil pertanian dan perkebunan, Kamis (16/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- SMP Negeri 30 Semarang, melangsungkan kegiatan Panen Hasil Belajar dan Petik Urban Farming dari tanaman telang. Hal itu dilakukan untuk mengenalkan siswa ihwal hasil pertanian dan perkebunan.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, mengunjungi langsung kegiatan tersebut di SMP Negeri 30, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang pada Kamis (16/3/2023) pagi.

Baca Juga

Ganjar yang datang dengan menggowes sepeda itu, langsung disambut meriah oleh para siswa-siswi, serta seluruh pihak SMP Negeri 30 Semarang.

"Kita melihat kreativitas anak dan guru, di mana anak-anak diajari pengalaman bagus. Satu pengalaman menanam dan memelihara. Maka mereka mengolah (tanaman telang)," ujar Ganjar. 

Dalam kunjungannya, Ganjar melihat sentra UMKM urban farming SMP Negeri 30 yang dilakukan para siswa. Kemudian, Ganjar meninjau kebun sekolah tanaman telang yang ditanam dan dirawat oleh siswa.

Menurut dia kegiatan urban farming oleh siswa tersebut dapat menumbuhkan kreativitas dan kepedulian siswa terhadap budi daya tanaman, khususnya tanaman telang.

Tanaman telang, kata Ganjar, dapat diolah menjadi banyak produk. Seperti minuman, makanan ringan hingga produk perawatan wajah dan kulit atau skincare.

"Jadi temanya ini bunga telang, menjadi pewarna terus bisa dijadikan minuman. Bahkan bisa untuk skincare. Artinya anak-anak diberikan tradisi bercocok tanam, memelihara, termasuk budi daya ikan tadi," kata Ganjar.

"Kelak kemudian hari mereka akan dirangsang terus, tahu akan produk-produk yang bisa kita miliki dari pertanian dan pangan. Siapa tahu mereka akan jadi periset yang hebat untuk bisa mengembangkan itu," sambung Ganjar.

Ganjar pun mendukung terselenggaranya kegiatan serupa di sekolah lain, dengan harapan yang lebih luas agar para siswa sebagai generasi penerus bangsa dapat melanjutkan kedaulatan pangan dengan baik.

"Pangan kita makin hebat, pangan kita makin berdaulat dan itu dari anak-anak ini sebagai generasi berikutnya. Ini kekuatan pangan yang dikenalkan sejak dini dan dimasukkan ke sekolah agar mereka learning by doing," tutur Ganjar.

Di Jateng sendiri, Ganjar pernah mengungkapkan petani milenial banyak mengadaptasi konsep smart farming, digitalisasi, dan internet of things untuk modernsasi pertanian.

"Banyak ya, kelompok-kelompok tani, anak-anak muda, mereka membuat semacam ini (smart farming, digitalisasi, dan IoT), bahkan sudah ada yang investasi yang cukup tinggi," kata Ganjar. 

Ia mencontohkan, salah satu penerapan konsep modern itu dilakukan oleh anak muda di Kabupaten Kudus, Jateng, yang mengadaptasi konsep itu lewat model pertanian green house.

Adapun pertanian di dalam green house adalah sistem produksi tani yang menggabungkan pemanfaatan perlindungan tanaman dari intensitas hujan, sinar matahari, dan iklim mikro dengan mengoptimalkan pemeliharaan tanaman, pemupukan, serta irigasi mikro sehingga mampu meningkatkan produksi pertanian.

"Mulai dari irigasi, pemupukan, pengobatan, dan sebagainya dalam green house dan itu dikendalikan betul-betul semuanya dengan komputer. Tentu itu investasi yang cukup mahal," ujarnya kala itu seperti dilansir dari Antara

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement