Rabu 15 Mar 2023 17:10 WIB

Bendum Gesid: Zero Discrimination Day Momentum Hadirkan Keadilan Bagi Setiap Orang

Seruni menilai perempuan harus berani berkarya dan tampil memimpin.

Bendahara Umum Badan Pengurus Nasional (BPN) Gesid, Chairunnisa
Foto: dok pribadi
Bendahara Umum Badan Pengurus Nasional (BPN) Gesid, Chairunnisa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Generasi Emas Indonesia (Gesid) menilai Zero Discrimination Day atau Hari Tanpa Diskriminasi Sedunia menjadi momentum untuk menghadirkan keadilan bagi seluruh masyarakat. Bendahara Umum Badan Pengurus Nasional (BPN) Gesid, Chairunnisa berharap perayaan Zero Discrimination Day yang diperingati setiap 1 Maret tidak hanya dilakukan secara seremonial.

"Kita berharap perayaan ini tidak hanya dilakukan secara serimonial belaka, tapi perlu dikampanyekan secara besar-besaran sehingga praktek diskriminatif terhadap mereka yang lemah, terutama perempuan tak terjadi lagi," tutur Chairunnisa saat menghadiri diskusi yang diinisiasi UNAIDS Indonesia, Lembaga ReThink by AWR Strategic Partnership bersama Diesel One Solidarity Community serta ILUNI Universitas Indonesia (UI), di Gedung Nusantara V DPR RI, dalam keterangan, Rabu (15/3/2023).

Baca Juga

Seruni, sapaan akrab Chairunnisa, mengatakan, diskriminasi terhadap perempuan di ruang publik menjadi sebuah fenomena yang lama terjadi. Namun, seiring dengar perkembangan zaman, perempuan mulai tampil maksimal dan menunjukkan kapasitasnya agar bisa melakukan banyak hal diruang publik.

Seruni berharap perempuan harus mampu berdaya saing dan bisa memaksimalkan kemampuan yang dimiliki agar tak lagi dipandang sebagai manusia lemah atau second people. "Diskriminasi terjadi karena ketidakmampuan kita sebagai perempuan yang tidak mau memaksimalkan potensi yang kita miliki sehingga ruang diskriminatif itu terus terjadi," ujar Seruni.

Ia menegaskan, perempuan harus berani berkarya, bahkan bisa tampil sebagai pemimpin di semua sektor. Termasuk sektor kepemimpinan paling bawah, yakni menjadi kepala desa.

"Sebagai aktivis perempuan yang saat ini aktif di Gesid, saya melihat potensi perempuan untuk tampil menjadi pemimpin dalam sebuah pemerintahan desa sangat terbuka lebar, tinggal bagaimana kesempatan itu dikelola secara baik agar bisa dipilih oleh rakyat," tegasnya.

Menurutnya, kalau perempuan berani mengambil peran dan tanggungjawab sebagai kepala desa, hal itu sudah menjadi sebuah terobosan. Terbukti saat ini, sudah banyak sosok kepala desa yang diisi oleh perempuan. "Banyak hal bisa diaktualisasikan oleh perempuan dalam membangun peradaban di sebuah desa yang ia pimpin," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement