Rabu 15 Mar 2023 08:48 WIB

Mencari Anggota Keluarga di Tengah Amukan Api di Plumpang

Asal kebakaran di depo Plumpang Pertamina diduga dari pipa inlet.

Sejumlah petugas berada di lokasi kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, Jakarta, Senin (6/3/2023). Menteri BUMN Erick Thohir memutuskan untuk merelokasi Depo Pertamina Plumpang ke lahan milik PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) dalam waktu relokasi selama 3,5 tahun mendatang untuk mencegah kebakaran seperti yang terjadi pada Jumat (3/3/2023).
Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Sejumlah petugas berada di lokasi kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, Jakarta, Senin (6/3/2023). Menteri BUMN Erick Thohir memutuskan untuk merelokasi Depo Pertamina Plumpang ke lahan milik PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) dalam waktu relokasi selama 3,5 tahun mendatang untuk mencegah kebakaran seperti yang terjadi pada Jumat (3/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumat (3/3/2023) malam merupakan duka bagi warga Plumpang Jakarta Utara. Pada sekitar pukul 20.00 WIB, terjadi kebakaran hebat. Si jago merah yang berasal dari Depo Pertamina Plumpang menyambar ke berbagai arah dan menghanguskan sejumlah rumah warga.

Tak hanya rumah, sejumlah warga pun dinyatakan wafat akibat sambaran api yang menghanguskan mereka. Berdasarkan data Pertamina pada Selasa (14/3/2023), jumlah korban peristiwa ini mencapai 23 orang. Sebagian merupakan korban yang sempat menjalani perawatan di rumah sakit, tapi ternyata mereka akhirnya meninggal dunia.

Baca Juga

Kronologi peristiwa ini terjadi saat proses pengisian bahan bakar melalui pipa inlet yang terhubung dengan tangki di terminal BBM. Api diduga berasal dari pipa inlet. Pipa yang terhubung ke tangki terbakar. 

"Di pipa itulah terjadi kebakaran. Kita masih terus melakukan investigasi, " ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam Rapat Dengar Pendapat di Gedung Kompleks Parlemen Senayan Jakarta pada Selasa (14/3/2023).

Peristiwa tersebut menarik perhatian berbagai instansi, baik swasta, maupun negara. Ada Palang Merah Indonesia yang datang membawa tim pertolongan. Petugas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta berada di garda terdepan memadamkan api. 

Polisi dari berbagai satuan ikut datang mengamankan lokasi, membantu memberikan pertolongan, dan menginvestigasi penyebab kebakaran. Kepala Polri Jenderal Listyo Sigit datang ke sana mengungkapkan duka cita sekaligus berupaya menelusuri penyebab awal terjadinya kebakaran.

Tim Pertamina dan Kementerian BUMN juga datang. Pejabat negara juga terus berdatangan mengungkapkan duka. Peristiwa ini mejadi besar dan menarik atensi banyak pihak, karena terjadi di Ibu Kota.

BPJS Ketenagakerjaan juga menerjunkan tim ke sana. Sebabnya, beberapa korban merupakan peserta program perlindungan. Berdasarkan hasil penelusuran, mereka menemukan adanya korban yang meninggal merupakan peserta program. Namanya M Suheri. Sehari-hari bekerja sebagai karyawan toko bahan bangunan.

Pria itu meninggal dunia saat sedang berusaha mencari dan mengevakuasi anggota keluarganya yang turut menjadi korban. Dalam keadaan berbahaya, Suheri tak memedulikan panas api. Yang utama adalah keluarganya terselamatkan dan terhindar dari amukan si jago merah.

Di tengah perjuangannya itu, dia ternyata mengalami musibah hingga akhirnya meninggal dunia dalam insiden tersebut. Meski sempat dinyatakan hilang, akhirnya Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah berhasil mengidentifikasi korban pada selasa (7/3). 

Berdasarkan informasi tersebut Tim Layanan Cepat Tanggap (LCT) langsung melakukan konfirmasi dan diketahui korban masih aktif sebagai peserta program jaminan sosial ketenagakerjaan. Keluarga almarhum dinyatakan berhak mendapatkan manfaat jaminan kematian sebesar Rp 48 juta. 

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo menyerahkan langsung manfaat jaminan sosial ketenagakerjaan senilai Rp 48 juta kepada ahli waris almarhum Suheri. Anggoro menyebutkan hal ini menjadi bukti negara hadir untuk memastikan kesejahteraan pekerja dan keluarganya. 

Dalam kesempatan tersebut Anggoro mengapresiasi komitmen Pemerintah Kota Jakarta Utara yang telah mendorong seluruh badan usaha di wilayahnya termasuk Toko Liberty Jaya untuk  mendaftarkan seluruh karyawannya menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.  

Sementara itu di tempat terpisah, Muhyiddin DJ (Indhy) selaku Kepala Kantor Cabang Jakarta Kebon Sirih juga turut menyampaikan prihatin dan berduka cita atas musibah yang terjadi. “Semoga peristiwa ini dapat menyadarkan masyarakat dan para pemberi kerja  akan pentingnya keselamatan kerja dan perlindungan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan”, tutur Indhy.

" Kejadian ini hendaknya dapat dijadikan momentum bagi Pekerja maupun Pemberi Kerja/Badan Usaha bahwa begitu pentingnya para pekerja memiliki perlindungan program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (Jamsostek)," ujar Indhy.

Duka yang sama tak hanya dirasakan keluarga Suheri, tapi juga banyak orang yang kehilangan anggota keluarganya. Peristiwa kebakaran ini adalah kesedihan nasional yang menuai keprihatinan banyak orang di berbagai kawasan.

photo
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement