Sementara itu, insiator Kopi Sarongge, Tosca Santoso, mengatakan sejak beberapa tahun terakhir luasan kebun kopi di Cianjur, mengalami penurunan. Di tengah kurangnya perhatian Pemerintah, Petani lebih memilih berhenti menggarap lahan karena biaya operasional yang cukup tinggi meski mereka mengolah hutan rakyat.
"Modal yang dibutuhkan cukup besar, terlebih untuk membeli pupuk yang cukup mahal dan sulit didapat, sehingga banyak yang beralih menanam sayur mayur atau palawija," kata Tosca yang juga mantan Dewan Pengawas LKBN Antara.
Terkait perubahan iklim, Tosca menyebut kondisi itu sedikit berpengaruh terhadap produksi kopi yang saat ini memiliki pasar yang cukup tinggi baik dalam dan luar negeri. Berbagai upaya pun dilakukan petani untuk tetap menghasilkan uang.
"Perubahan iklim sudah pasti berpengaruh pada produksi tanaman kopi untuk jenis robusta, berbeda dengan arabika yang tidak terlalu terpengaruh dengan perubahan iklim, sehingga pola tanam dan panen sudah diatur sebagai upaya antisipasi dan pemupukan," katanya