Selasa 13 May 2025 11:49 WIB

WHO: 57 Anak Gaza Meninggal Kelaparan dan 2,1 Juta Jiwa Terancam Akibat Blokade Israel Sejak 2 Maret

2,1 juta jiwa warga Gaza menghadapi kekurangan pangan yang berkepanjangan.

Anak Palestina menangis saat berebut untuk mendapatkan makanan dari dapur umum di Khan Younis, Jalur Gaza, Jumat (9/5/2025).
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Anak Palestina menangis saat berebut untuk mendapatkan makanan dari dapur umum di Khan Younis, Jalur Gaza, Jumat (9/5/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Sekitar 500 ribu orang di Jalur Gaza menderita kelaparan parah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, sebanyak 57 anak diaporkan meninggal dunia karena kekurangan gizi dalam dua bulan sejak blokade Israel dimulai pada 2 Maret.

"Sejak blokade bantuan dimulai pada 2 Maret 2025, 57 anak dilaporkan meninggal akibat kekurangan gizi, menurut Kementerian Kesehatan. Angka ini kemungkinan masih jauh dari perkiraan dan kemungkinan akan bertambah," kata WHO dalam sebuah pernyataan pada Senin (12/5/2025).

Baca Juga

Lembaga itu memperkirakan, sekitar 71 ribu anak di bawah usia lima tahun akan menderita kekurangan gizi akut dalam 11 bulan ke depan jika blokade masih terus berjalan.

"Seluruh penduduk Gaza yang berjumlah 2,1 juta jiwa menghadapi kekurangan pangan yang berkepanjangan, dengan hampir setengah juta orang berada dalam situasi bencana kelaparan, kekurangan gizi akut, kelaparan, penyakit, dan kematian. Ini adalah salah satu krisis kelaparan terburuk di dunia, yang terjadi secara langsung," tambah pernyataan tersebut.

Pada 18 Maret, Israel kembali melancarkan serangan di Jalur Gaza, dengan alasan gerakan Palestina Hamas menolak rencana AS guna memperpanjang gencatan senjata, yang berakhir pada 1 Maret.

Sejak 2 Maret, Israel memutus pasokan listrik ke pabrik desalinasi di Jalur Gaza dan menutup akses masuk bagi truk yang membawa bantuan kemanusiaan.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh ESG Now (@esg.now)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement