Rabu 08 Mar 2023 08:04 WIB

Ketua DPD RI Dukung PT PJL Jadi Pusat Pengolahan Limbah B3

LaNyalla mengatakan semakin hari, krisis lingkungan di bumi semakin mengkhawatirkan.

Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mendukung Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Pratama Jatim Lestari (PJL) menjadi pusat pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). (ilustrasi).
Foto: DPD
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mendukung Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Pratama Jatim Lestari (PJL) menjadi pusat pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mendukung Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Pratama Jatim Lestari (PJL) menjadi pusat pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Ini akan menjadi pusat pengolahan limbah B3 terbesar sekaligus terbaik di Jawa Timur.

"Jangan pernah anggap sepele masalah limbah. Dampak yang dapat ditimbulkan sangat luar biasa, bisa merusak lingkungan, dan mengganggu kesehatan masyarakat secara luas. Oleh sebab itu, saya mendukung PT PJL menjadi pusat pengolahan limbah B3 terbesar dan terbaik di Jawa Timur," kata LaNyalla dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (7/3/2023) lalu.

Baca Juga

Dukungan tersebut dia sampaikan secara langsung saat mengunjungi PT Pratama Jatim Lestari di Mojokerto, Jawa Timur, Selasa. Menurutnya, sebagai salah satu provinsi besar di Indonesia, Jawa Timur membutuhkan pusat pengolahan limbah B3 agar lingkungan di daerah tersebut dapat terus terjaga. Lebih lanjut, LaNyalla mengatakan semakin hari, krisis lingkungan di bumi semakin mengkhawatirkan.

Sebagaimana dimuat dalam situs resmi organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di bidang lingkungan hidup United Nations Environment Programme (UNEP), disebutkan bahwa sekitar 7 miliar dari 9,2 miliar ton plastik yang dihasilkan dari tahun 1950-2017 telah menjadi limbah plastik. UNEP juga mengatakan dalam setiap menit terdapat satu truk sampah plastik yang dibuang ke laut.

Keadaan yang mengkhawatirkan juga terjadi pada limbah organik. Data dari UNEP melaporkan sebanyak 931 juta ton atau sekitar 17 persen dari makanan yang tersedia pada tahun 2019 terbuang begitu saja ke tempat pembuangan sampah, pengecer, restoran, dan sebagainya. "Limbah yang terkumpul di tempat pembuangan sampah dapat disortir untuk dilakukan pemilahan terhadap barang-barang yang dapat didaur ulang. Itulah prinsip pengolahan limbah yang baik bagi lingkungan " kata LaNyalla.

Dengan mengolah limbah yang baik, lanjutnya, manusia telah membantu menjaga dan merawat bumi agar bisa terus dinikmati oleh generasi-generasi mendatang. Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT PJL Haries Purwoko yang menyambut kehadiran LaNyalla itu menyampaikan PT PJL merupakan perusahaan yang berdiri sejak tahun 2019 dan menyediakan layanan pengumpulan, daur ulang, pengolahan, serta pembuangan limbah berbahaya dan tidak berbahaya.

Haries juga menyampaikan PT PJL memiliki sejumlah misi. Di antaranya, menciptakan area pemanfaatan yang luas dan sesuai untuk pengelolaan limbah, menambah fasilitas pengolahan limbah dengan kualitas terbaik, dan memberdayakan sumber daya manusia (SDM) masyarakat di sekitar untuk meningkatkan kesejahteraan publik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement