REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang, Banten, berkomitmen untuk meminimalisir kawasan kumuh melalui program sanitasi terintegrasi. Selain kawasan kumuh, program sanitasi juga menyasar sekolah dan pesantren melalu program Sanitasi Sekolah (Sanisek) dan Sanitasi Pondok Pesantren (Sanitren).
“Selain memperbaiki kondisi sanitasi masyarakat, Pemkab Tangerang juga memiliki program Sanisek dan Sanitren," kata Kepala Bappeda Kabupaten Tangerang Ujang Sudiartono, Ahad (5/3/2023).
Keterbatasan kepemilikan sarana sanitasi yang memadai di Kabupaten Tangerang menyebar hampir merata mulai dari lingkungan masyarakat, sekolah, dan pesantren.
Untuk mengatasi permasalahan sektor sanitasi tersebut, Pemkab Tangerang menganggarkan dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) lebih dari Rp 50 miliar yang disebar ke beberapa organisasi perangkat daerah (OPD). Dengan program ini, masalah kawasan kumuh bisa teratasi.
“Program penanganan sanitasi dilakukan secara terintegrasi dengan beberapa program lainnya di antaranya adalah program Gebrak Pakumis yang dilakukan di beberapa wilayah di Kabupaten Tangerang,” kata Ujang.
Banyak pihak yang terlibat dalam program sanitasi ini mulai dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), institusi Pendidikan, hingga sektor swasta atau berbagai organisasi seperti UNICEP, IUWASH Tangguh, dan lainnya.
Semua pihak ikut andil dalam penanganan sanitasi khususnya sanitasi di kawasan permukiman kumuh. Pemkab Tangerang berharap program ini dapat mengatasi permasalahan sanitasi khususnya di kawasan kumuh, agar masyarakat dapat hidup sehat dan sebagai salah satu upaya untuk menekan angka stunting yang saat ini sedang jadi perhatian pemerintah.