Jumat 03 Mar 2023 06:00 WIB
Lipsus Himbara

Transformasi Bawa Kinerja Himbara Tumbuh Tinggi

Himbara menorehkan kinerja ciamik sepanjang tahun lalu.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan paparan pada rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/2/2023). Kinerja ciamik ditorehkan bank-bank pelat merah atau bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) sepanjang tahun lalu.
Foto: Republika/Prayogi.
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan paparan pada rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/2/2023). Kinerja ciamik ditorehkan bank-bank pelat merah atau bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) sepanjang tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja ciamik ditorehkan bank-bank pelat merah atau bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) sepanjang tahun lalu. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai, pertumbuhan Himbara merupakan hasil dari transformasi dengan pemetaan model bisnis hingga digitalisasi yang terbukti berhasil menciptakan efisiensi dan juga meningkatkan laba yang signifikan.

"Alhamdulillah, kinerja Himbara sepanjang 2022 sangat positif. Faktor ini yang menjadi sumber kekuatan pertumbuhan Himbara sepanjang tahun lalu," ujar Erick kepada Republika di Jakarta, Rabu (22/2/2023).

Baca Juga

Sejak awal, Erick ingin bank BUMN punya fokus dan saling berkolaborasi dalam membantu pemerintah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan juga menjadi garda terdepan bagi keberlangsungan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Untuk itu, Erick menyebut, bank BUMN saat ini punya fokus masing-masing dan tidak lagi saling berkompetisi satu sama lain. 

"Ini eranya kolaborasi, toh sama-sama bank milik negara," ucap Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) tersebut.

Erick mencontohkan fokus BRI yang menyasar sektor UMKM di perdesaan, Mandiri mengakomodasi korporasi dan UMKM di perkotaan, BTN tetap pada perumahan dengan inovasi model bisnis pengembangan hunian bertingkat guna mengatasi persoalan keterbatasan lahan. Ada juga BNI yang menjadi bank internasional Indonesia untuk menjangkau para diaspora dan juga mendorong ekspor produk lokal ke mancanegara. 

"Jangan lupa, kita juga punya BSI yang menjadi wadah bagi ekosistem industri halal," sambung mantan Presiden Inter Milan itu. 

Erick menyampaikan, capaian kinerja Himbara tergambar jelas pada laba konsolidasi BUMN 2022 (unaudited) yang menyentuh Rp 303,7 triliun pada 2022 atau melesat Rp 179 triliun dari 2021 yang sebesar Rp 125 triliun. Erick menyebut, klaster jasa keuangan menempati posisi teratas dari 12 klaster yang berkontribusi pada laba konsolidasi BUMN 2022. Laba BRI di atas Rp 51 triliun, BTN di atas Rp 3 triliun, BNI di atas Rp 18 triliun, dan Bank Mandiri di atas Rp 41 triliun.

Kendati demikian, Erick meminta Himbara tidak berpuas diri. Erick selalu menekankan pentingnya keberlanjutan dalam setiap aktivitas usaha. Menurut Erick, konsistensi menjadi kunci bagi Himbara untuk tidak hanya menjaga kinerja, melainkan meningkatkan kinerja.

"Dengan situasi pascapemulihan pandemi pada 2022, Himbara mampu tumbuh positif. Seyogianya, kinerja Himbara dapat lebih melesat di tahun ini mengingat sudah terlepas dari pandemi," ucap pria berdarah Lampung-Majalengka tersebut.

Erick juga mengingatkan, Himbara tetap harus mengantisipasi tantangan yang terjadi tahun ini, mulai dari ketidakpastian ekonomi global hingga menjelang tahun politik. Erick mendorong Himbara bisa adaptif dalam setiap perubahan yang terjadi. 

"Tahun politik jangan dijadikan momok yang menakutkan bagi perekonomian, namun justru menjadi peluang bagi Himbara untuk tetap meningkatkan kinerja," ucap Erick.

Erick juga tengah mengusulkan pendanaan murah bagi para pelaku usaha mikro dengan pemberian bunga pinjaman nol persen untuk pelaku usaha mikro sebagai perluasan dari kesuksesan program PNM Mekaar.

"Saya sudah mengutus dua Wamen (Wakil Menteri BUMN) Pak Pahala dan Pak Tiko untuk membahas ini dengan BI. Kita berharap satu bulan bisa tuntas," ujar Erick di Jakarta, Senin (20/2/2023). 

Erick ingin pemberian bunga pinjaman nol persen untuk pelaku usaha mikro dapat terealisasi sesegera mungkin. Pria kelahiran Jakarta itu mengatakan usulan ini juga telah mendapat lampu hijau dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas beberapa waktu lalu.

"Usulan ini sudah mendapat dukungan dari Presiden (Jokowi) karena memang sudah ada rapat terbatas. Tinggal bagaimana sekarang kita mendorong hal ini menjadi kenyataan, jangan sampai kesannya yang besar dapat bunga jauh lebih rendah dari yang mikro. Ini yang selalu kita coba seimbangkan," ucap Erick.

Erick menyampaikan sektor usaha mikro yang masuk dalam UMKM punya andil besar dalam menopang perekonomian nasional. Erick menyampaikan sektor UMKM ini memiliki kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia hingga 62,55 persen dan juga menyumbang serapan tenaga kerja hingga 97,22 persen. 

Namun, ucap Erick, porsi pembiayaan lembaga pembiayaan dan perbankan untuk UMKM saat ini baru 21 persen atau lebih rendah dibandingkan negara-negara tetangga. BUMN, lanjut Erick, berkomitmen membantu target minimal 30 persen porsi pembiayaan untuk  UMKM pada tahun depan.

"Sejak awal, kita terus mendorong program kerakyatan seperti KUR, PNM Mekaar dan Makmur dapat meningkat dan menjangkau lebih banyak para pelaku usaha, termasuk usaha mikro," kata Erick.

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad mengatakan terobosan ini menjadi kabar yang sangat menggembirakan bagi para pelaku usaha mikro.

"Menurut saya, bagus sekali kalau bisa diwujudkan. Bunga nol persen itu yang ditunggu-tunggu, paling tidak usaha mikro dulu," ujar Tauhid saat dihubungi Republika di Jakarta, Senin (20/2/2023).

Dengan kebijakan tersebut, lanjut Tauhid, pelaku usaha mikro mendapatkan keringanan cicilan dalam mendapatkan bantuan pembiayaan. Tauhid menilai hal tersebut merupakan langkah yang sangat bijak dalam menjaga keberlangsungan dan juga mendorong pertumbuhan usaha mikro. Tauhid menyebut langkah Erick sudah sangat tepat. Pasalnya, bank-bank BUMN atau Himbara bisa menjadi pionir dalam memberikan bunga nol persen kepada para pelaku usaha mikro. Toh, ucap Tauhid, Erick juga telah membentuk ekosistem holding ultramikro berisikan BRI, Pegadaian, dan PNM yang mampu menjangkau para pelaku usaha mikro di seluruh penjuru tanah air.

"Sebagai langkah awal, Himbara harus terlebih dahulu. Bank-bank pemerintah didorong porsi alokasinya untuk lebih banyak lagi, bahkan kalau bisa 50 persen itu untuk mikro dan UMKM," ucap Tauhid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement