Kamis 02 Mar 2023 23:13 WIB

Gempa Turki Bisa Jadi Peringatan bagi Indonesia Waspada Sesar Aktif

BMKG sebut Indonesia menjadi negara yang rawan gempa dipicu sesar aktif.

BMKG sebut gempa bumi yang terjadi di Turki pada awal Februari 2023 dapat menjadi peringatan bagi Indonesia untuk tetap selalu waspada terhadap patahan atau sesar aktif
Foto: Reuters
BMKG sebut gempa bumi yang terjadi di Turki pada awal Februari 2023 dapat menjadi peringatan bagi Indonesia untuk tetap selalu waspada terhadap patahan atau sesar aktif

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menilai bahwa gempa bumi yang terjadi di Turki pada awal Februari 2023 dapat menjadi peringatan bagi Indonesia untuk tetap selalu waspada terhadap patahan atau sesar aktif di negeri ini. "Gempa bumi di Turki memberikan peringatan bagi kita yang ada di Indonesia bahwa negara kita juga merupakan wilayah yang rawan terhadap gempa yang dipicu sesar aktif di darat dan bisa berlanjut sampai ke laut," ujar Dwikorita di Jakarta, Kamis (2/3/2023).

Ia menambahkan, gempa Turki juga mengingatkan sesar aktif dengan pergerakan geser mendatar dapat menyebabkan kejadian gempa katastrofi dan gempa yang kompleks. Itu sebabnya perlu dilakukan kajian yang komprehensif mengenai zona sesar geser di Indonesia.

Baca Juga

"Misalnya sesar besar Sumatera atau the great Sumatera fault zone, sesar Palu-Koro, sesar Matano, sesar Cimandiri, sesar Opak, sesar Gorontalo, sesar Sorong, sesar Tarera Aiduna, sesar Yapen dan lainnya," katanya menjelaskan.

Ia mengemukakan, gempa bumi di Turki dengan magnitudo 7,8 sanggup memecahkan seluruh segmen sesar Anatolia Timur yang di dalamnya ada beberapa segmen, yaitu segmen Turkoglu, Golbasi, Yarpuzlu, Lakehazar, dan Gorzali sepanjang 300 kilometer. "Itu panjang sesar Anatolia Timur," kata Dwikorita, dalam Rakornas Penanggulangan Bencana.

Ia mengatakan, gempa Turki memberikan peringatan bagi masyarakat yang ada di Indonesia untuk mewaspadai adanya potensi gempa multi segmen yang sangat mungkin terjadi.

"Fenomena serupa pernah terjadi di Pulau Lombok tahun 2018 yang diguncang oleh lima gempa kuat dalam waktu tiga minggu, masing-masing dengan magnitudo awalnya adalah 6,4, kemudian disusul magnitudo 7, magnitudo 5,9, magnitudo 6,2 dan yang terakhir adalah 6,9. Ini semuanya adalah sebagai gempa utama," paparnya.

Gempa Turki, kata Dwikorita, selain sanggup memecahkan hampir seluruh segmen Anatolia Timur juga memicu gempa di jalur sesar yang lain, yang ada di dekatnya yaitu sistem sesar Surgu di sebelah baratnya yang terpicu bergerak hingga terjadi gempa dengan magnitudo 7,5 dan 6. Karakteristik zona sesar utama yang dikelilingi oleh sesar-sesar lainnya banyak terdapat di Indonesia seperti di zona sesar Cimandiri, sesar Semangko, sesar Palu Koro, sesar Aceh-Seumelium, sesar Kawa dan lainnya.

"Sesar yang memiliki kemiripan dengan sesar di Turki, yaitu sesar Cimandiri, sesar itu mempunyai potensi gempa kuat yang dipicu oleh aktivitas multisegmen sesar aktif di dalam zona sesar Cimandiri," kata Dwikorita.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement