REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Universitas Pasundan (Unpas) menggelar Orasi Ilmiah dan Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu Kebijakan Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Prof Dr Lia Mulyawati MSi di Aula Mandala Saba, Kampus II Unpas, Rabu (22/1).
Menurut Rektor Unpas, Prof Dr Ir H Eddy Jusuf Sp MSi MKom IPU, dengan penambahan guru besar berarti menambah aset bagi Unpas. Khususnya, dibidang Sumber Daya Manusia (SDM).
“Berarti jumlah kepakaran kompetensi yang ada di Unpas juga bertambah. Berarti dengan adanya 27 guru besar di Unpas bisa menciptakan SDM Indonesia yang ungggul,” ujar Eddy.
Eddy mengaku, saat ini, jumlah guru besar Unpas memang belum ideal. Karena, untuk menempuh guru besar memang tak mudah. Unpas sendiri memiliki lektor kepala sebanyak 104 orang. Kemudian jumlah Doktor ada 197.
"Nah karena persyaratan guru besar kan harus S3, maka untuk mendorong para lektor kepala menempuh guru besar kami biayai semua," katanya.
Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan Prof Dr H M Didi Turmudzi MSi mengatakan, pengukuhan Prof Lia menjadi guru besar menjadi sebuah contoh dan motivasi bagi dosen yang sedang berjuang saat ini. “Kunci agar bisa meraih hal itu adalah niat, tekad dan semangat,” katanya.
Kepala LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat dan Banten Dr M Samsuri SPd MT menuturkan, bahwa guru besar merupakan jabatan akademik tertinggi dari seorang dosen. Dia berharap, setelah Prof Lia menjadi guru besar bisa merangkul yang lainnya agar bisa menjadi guru besar juga dan tidak boleh pelit ilmu.
“Setelah jadi guru besar, produktifitas tidak boleh turun dan mendorong teman-teman yang lain untuk meningkatkan jenjang akademiknya,” katanya.
Sementara menurut Prof Lia, setelah dikukuhkan menjadi guru besar diharapkan dirinya bisa menjadi kekuatan bagi Unpas. Sehingga menjadi lebih baik dan unggul.
“Sekarang saya telah dikukuhkan menjadi guru besar di Unpas yang merupakan menjadi kekuatan bagi lembaga untuk meningkatkan lebih lagi tentang keilmuan saya, memperkuat lembaga untuk lebih baik dan lebih unggul,” paparnya.
Menurutnya, menjadi guru besar tidak mudah, perlu niat dan manajerial yang tinggi karena akan menghadapi berbagai tugas. Apalagi, dia merupakan seorang wanita dan sudah berkeluarga.