"Sehingga benar-benar kita mengharapkan karena kita masih pada puncak musim hujan menuju akhir, jadi kita harapkan memang di Februari ini atau awal Maret nanti kita sudah mengakhiri musim hujan periode awal 2023 ini, tetapi kita masih harus waspada karena memang dimana peluang hujan turun dengan intensitas lebih dari 200 mm pasti di situ ada peluang adanya potensi banjir, banjir bandang tanah longsor," ujarnya.
Selain banjir, Muhari juga mengingatkan waspada kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang berpotensi meningkat tahun ini. Ini sesuai prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) musim kemarau di Indonesia akan seperti sebelumnya.
"Kalau dalam tiga tahun terakhir ini kita terbantu oleh musim kemarau basah karena ada faktor La Nina sehingga intensitas kebakaran hutan tidak tahu hebat, mungkin di tahun ini kita harus benar-benar waspada," ujar Muhari.
Selama musim hujan di awal tahun ini, karhutla telah terjadi dua kali berturut-turut. Dalam catatan BNPB, pada periode 13-19 Februari terjadi 55 kali kejadian bencana yakni banjir 26 kali, tanah longsor 12 kali, cuaca ekstrem 14 kali, gelombang pasangan dan karhutla.
"Jadi sekarang meskipun kita masih dalam musim hujan tapi kita sudah mengalami kebakaran hutan dan lahan meskipun dua kali dan ini sudah kita alami berturut-turut dari akhir Januari," ujarnya.