Rabu 15 Feb 2023 20:11 WIB

Minyakita Langka di Tasikmalaya

Minyakita masih sulit ditemukan di pasar-pasar di Kota Tasikmalaya.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nora Azizah
Keberadaan minyak goreng kemasan merek Minyakita mulai sulit ditemukan di pasar-pasar wilayah Kota Tasikmalaya.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Keberadaan minyak goreng kemasan merek Minyakita mulai sulit ditemukan di pasar-pasar wilayah Kota Tasikmalaya.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Keberadaan minyak goreng kemasan merek Minyakita mulai sulit ditemukan di pasar-pasar wilayah Kota Tasikmalaya. Kondisi kelangkaan itu sudah terjadi sejak awal 2023.

Sekretaris Himpunan Pedagang Pasar Kota Tasikmalaya (Hippatas), Jajang Ara, mengatakan, saat ini para pedagang di Pasar Cikurubuk sudah tidak ada lagi yang menjual Minyakita. Pasalnya, minyak goreng kemasan itu harganya sudah tidak lagi terjangkau. 

Baca Juga

"Saat ini Minyakita langka," kata dia kepada Republika, Rabu (15/2/2023).

Ia menyebutkan, kelangkaan itu sudah terjadi dalam dua bulan atau sejak awal Januari 2023. Ia tak tahu pasti faktor yang menyebabkan Minyakita langka. Padahal, Minyakita masih mudah didapatkan hingga akhir tahun lalu.

Jajang mengungkapkan, masih ada distributor yang menawarkan Minyakita kepada para pedagang di pasar. Namun, harga Minyakita dari distributor sudah tinggi, sehingga pedagang enggan membeli. 

Padahal, menurut dia, Minyakita saat pertama kali beredar hanya Rp 13 ribu per liter dari distributor. Alhasil, pedagang masih bisa menjual Minyakita dengan harga Rp 14 ribu per liter.

"Kalaupun sekarang ada, harga belinya sudah Rp 15 ribu per liter dari distributor. Mau tak mau, jual ke masyarakat bisa Rp 16 ribu sampai Rp 17 ribu. Jadi pedagang tidak mau," kata dia.

Menurut dia, para pembeli juga banyak yang mengeluh dengan kelangkaan Minyakita. Pembeli pun banyak yang beralih ke minyak goreng curah atau minyak goreng kemasan premium, yang harganya sekitar Rp 18 ribu per liter. 

Jajang berharap, harga Minyakita dapat segera kembali stabil, termasuk stoknya. Apalagi, saat ini mulai masuk periode jelang Ramadhan, di mana kebutuhan masyarakat biasanya meningkat.

"Kami dari Hippatas juga sudah mengajukan ke Kemendag untuk mendapat distribusi Minyakita dengan harga Rp 12.600 per liter, dengan pernyataan harus dijual dengan harga Rp 14 ribu. Mungkin minggu ini bisa realisasi," kata dia.

Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (KUMKM Indag) Kota Tasikmalaya, Apep Yosa Firmansyah, mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) untuk mendistribusikan Minyakita dengan harga terjangkau. Dalam program itu, Pemkot Tasikmalaya telah mengusulkan masing-masing 20 pedagang dari Pasar Pancasila dan Pasar Cikurubuk untuk mendapatkan distribusi Minyakita. 

"Kita sudah sampaikan ke provinsi. Kita tunggu realisasinya," kata dia.

Berdasarkan pantauan Republika, kelangkaan Minyakita tak hanya terjadi di Kota Tasikmalaya. Di beberapa daerah lain, Minyakita dengan harga jual Rp 14 ribu per liter sudah tidak ada. 

Bupati Garut, Rudy Gunawan, mengatakan, salah satu komoditas yang mengalami kenaikan adalah minyak goreng. Menurut dia, stok minyak masih aman, tapi harganya, khususnya minyak goreng kemasan, naik sekitar Rp 1.000 per liter.

"Minyakita-nya hilang, tidak ada di pasar ini. Yang ada adalah minyak dari merek lain yang harganya mulai dari Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu per liter," kata dia, Senin (13/2/2023).

Kepala Bulog Cabang Ciamis, Safaruddin, juga mengaku kesulitan mendapatkan Minyakita. Alhasil, dalam operasi pasar yang digelar di Kabupaten Ciamis pada Senin kemarin, tak ada Minyakita yang dijual. Bulog justru menjual minyak goreng kemasan premium dengan, yang harganya Rp 17.500 per liter.

Menurut dia, Bulog seharunya bisa menjual minyak goreng kemasan dengan harga Rp 14 ribu per liter dalam operasi pasar murah, apabila merek Minyakita tersedia. Namun, kenyataannya Minyakita masih sulit ditemukan.

"Kami sudah terus berupaya untuk mencari Minyakita, tapi hingga kini belum dapat pasokan. Dari awal bulan lalu kami sudah kesulitan mendapatkan Minyakita. Biasanya mah ada terus," ujar Safaruddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement