Rabu 15 Feb 2023 16:55 WIB

Ravindra Airlangga Sampaikan Fokus Indonesia Jaga Ketahanan Air di Forum Global

Pemerintah menargetkan membangun 64 waduk hingga 2024.

Anggota Komisi IV DPR Ravindra Airlangga saat menghadiri forum global Parliamentary Hearing at the United Nations, di New York, Amerika Serikat, Selasa (15/2/2023).
Foto: dok pribadi
Anggota Komisi IV DPR Ravindra Airlangga saat menghadiri forum global Parliamentary Hearing at the United Nations, di New York, Amerika Serikat, Selasa (15/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Anggota Komisi IV DPR Ravindra Airlangga membagikan strategi Indonesia menghadapi perubahan iklim kepada seluruh delegasi parlemen dunia dalam Parliamentary Hearing at the United Nations. Di hadapan audiens dari berbagai negara, Ravindra mengaku Indonesia sudah menyiapkan upaya untuk menjaga ketahanan air.

Dalam pidatonya, Ravindra fokus pada perubahan iklim yang saat ini berdampak di Indonesia. Ia menuturkan, perubahan iklim yang terjadi di bumi berdampak pada ketahanan air di Indonesia.

Baca Juga

Ia mengatakan, kondisi inilah yang membuat Pemerintah Indonesia berupaya menyelesaikan berbagai mega proyek pembangunan waduk di seluruh wilayah di Tanah Air. Politikus muda Partai Golkar ini mengaku, Pemerintahan Presiden Joko Widodo menargetkan mampu merampungkan pembangunan 64 waduk hingga 2024 mendatang.

"Indonesia melakukan berbagai upaya salah satunya dengan intensifikasi pembangunan waduk, dengan target 64 waduk pada  tahun 2024 sehingga bisa meningkatkan irigasi premium dari 11 persen ke 20 persen," kata Ravindra Airlangga dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (14/2/2023).

Ravindra menambahkan, membuat early warning system harus didasarkan curah hujan. Hal ini diperlukan untuk bisa memprediksi banjir dan mengupayakan restorasi gambut serta kesatuan hidrologisnya.

"Pertanyaan saya pada forum global ini, dikarenakan kondisi hidrologis negara bervariasi maka dibutuhkan strategi yang dikhususkan untuk menjaga ketahanan air," ujar Ravindra.

Menurut putra Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto ini, argumentasi dari pakar United Nations (UN) PBB yang menganjurkan pelibatan ahli konservasi dari bank dunia harus dibarengi dengan strategi yang mengedepankan kearifan lokal. Selain insfrastruktur seperti waduk, ada juga upaya meningkatkan kualitas infrastruktur berbasis alam.

Misalnya, kata Ravindra, memerkuat daya tampung air tanah, hingga menguatkan manajemen debit air pada suatu wilayah. "Data dari satelit juga bisa memerkuat manajemen debit air dan prediksi curah hujan yang terjadi. Kita harus bisa mempelajari ini semua agar bisa bertahan dan kuat dalam menghadapi perubahan iklim global," tegas Ravindra.

Ravindra menjadi perwakilan delegasi DPR RI di agenda internasional yang digelar di New York, Amerika Serikat, pada 13 dan 14 Februari 2023. Agenda Parliamentary Hearing ini mengusung tema Water for People and The Planet: Stop the waste, change the game, invest in the future.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement