REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan banyak anggota kelompok separatis di Papua mengikrarkan diri kembali ke pangkuan NKRI. Upaya deradikalisasi terus dilakukan BNPT guna mencegah bertambahnya anggota separatis.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Boy Rafli Amar saat ditemui pada Selasa (14/2). Namun Rafli tak merinci jumlahnya.
"Ada banyak yang kembali ke NKRI," kata Boy kepada wartawan.
Boy mengatakan hal itu dapat terjadi salah satunya karena BNPT melakukan kontra narasi melawan narasi separatisme yang dihembuskan kelompok-kelompok separatis di Papua. BNPT pun menggelar program Duta Damai dalam menjalankan tugas itu.
"Jadi kontra narasinya itu, kita cinta damai. Kita merekrut 50 di Papua Barat, 50 di Papua yang saat ini, itu Duta Damai yang untuk membangun narasi-narasi kecintaan kepada NKRI," ucap Boy.
Boy juga menegaskan BNPT tak ingin jumlah masyarakat yang jadi pengikut separatis bertambah. Sehingga upaya kontra narasi menjadi fokus BNPT di Papua. "Ini untuk melawan narasi-narasi separatis, jangan sampai nanti masyarakat yang lain sampai ikut-ikutan," ucap Boy.
Boy menjelaskan BNPT memang bergerak pada aspek pencegahan. Sedangkan penindakan dan penegakan hukum terhadap separatis jadi wewenang aparat penegak hukum. "Jadi program-program pencegahan BNPT sudah membentuk forum koordinasi pencegahan terorisme, FKPT, Duta Damai yang sudah kita bentuk tahun lalu seiring setelah diumumkannya oleh Pak Menko Polhukam pada bulan April 2021 bahwa kejahatan KKB adalah kejahatan kelompok separatis terorisme," ucap Boy.