Kamis 09 Feb 2023 23:32 WIB

Polri Kirim Personil Kemanusiaan untuk Bantu Gempa Turki-Suriah

Polri mengirimkan 26 personil tim bantuan berdasarkan perintah Presiden Joko Widodo

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Personel Kepolisian mengikuti apel kesiapan pasukan sebelum dikirim ke lokasi bencana gempa Turki dan Suriah di Lapangan Baharkam Mabes Polri, Jakarta, Kamis (9/2/2023). Mabes Polri akan memberangkatkan sebanyak 26 personel terdiri dari tim medis, DVI, dan K9 yang tergabung dalam satgas misi kemanusiaan untuk membantu korban gempa Turki.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Personel Kepolisian mengikuti apel kesiapan pasukan sebelum dikirim ke lokasi bencana gempa Turki dan Suriah di Lapangan Baharkam Mabes Polri, Jakarta, Kamis (9/2/2023). Mabes Polri akan memberangkatkan sebanyak 26 personel terdiri dari tim medis, DVI, dan K9 yang tergabung dalam satgas misi kemanusiaan untuk membantu korban gempa Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri mengirimkan 26 personil tim bantuan, dan kemanusiaan untuk evakuasi bencana gempa bumi Turki-Suriah. Personil terlatih tersebut, diberangkatkan Kamis (9/2/2023) bersama-sama dengan bantuan logistik lainnya dari pemerintah Indonesia.

Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri, Komisaris Jenderal (Komjen) Arief Sulistyanto mengatakan, pengiriman bantuan personil tersebut untuk menjalankan peran Indonesia dalam partisipasi, dan solidaritas internasional.

“Pengiriman personil, dan bantuan ini sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk Indonesia selalu hadir dalam pelaksanaan tugas solidaritas dan kemanusian internasional,” begitu kata Komjen Arief saat pelepasan personil kemanusian untuk Turki-Suriah di Lapangan Baharkam Mabes Polri, Jakarta, Kamis (9/2/2023). 

Komjen Arief menerangkan, 26 personil Polri yang diterjunkan itu, terdiri dari tiga unsur. Tim pertama dari skuat Disaster Victim Identification (DVI). Personil tim tersebut, kata Komjen Arief, sesuai dengan latar belakang sebagai personil yang mampu mengidentifikasi korban melalui metode forensik. Tim selanjutnya, adalah skuat K-9, atau regu anjing pelacak yang punya kualifikasi menemukan korban bencana alam, maupun di dalam reruntuhan. Terakhir, adalah tim medis yang memiliki kemampuan penanganan kesehatan dalam situasi kebencanaan. 

“Dengan total sebanyak 26 personil,” begitu kata Komjen Arief. Jenderal bintang tiga itu pun menyampaikan kepada para personil untuk secepatnya melakukan adaptasi di situasi bencana yang terjadi di Turki-Suriah. Sebab dikatakan dia, penanganan bencana di dua negara tersebut tentu memiliki ragam situasi yang berbeda di dalam negeri. Pun dikatakan dia, kondisi alam yang berbeda dengan Indonesia, membuat penanganan bencana gempa di Turki-Suriah jauh berbeda dengan yang dilakukan jika terjadi di Indonesia.

“Suhu di sana (Turki-Suriah) tentany berbeda. Saat ini di sana sedang dalam situasi kebencanaan, dengan iklim yang memasuki fase musim dingin. Tentu untuk semua personil, membutuhkan, dan harus mempertahankan kondisi fisik yang prima,” begitu kata Komjen Arief melanjutkan.

Akan tetapi, Komjen Arief mengingatkan agar para personil bantuan yang dikirim, tetap menjalankan tugasnya. Karena dikatakan dia penugasan kali ini, juga mengatasnamakan negara Indonesia. “Ini adalah misi kemanusian. Dan harus kita laksanakan,” ujar Komjen Arief.

Turki-Suriah dilanda gempa hebat pada Senin (6/2/2023). Sampai saat ini proses evakuasi, dan pencarian korban masih terus dilakukan. Dari pemberitaan internasional, tercatat angka korban mencapai 11 ribu orang. Dan dikabarkan hampir semua negara-negara, turut serta memberikan bantuan. Baik bantuan medis, personil evakuasi, maupun bantuan logistik. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement