Rabu 08 Feb 2023 17:59 WIB

Bantah Pilot Susi Air Disandera KST Papua, Panglima TNI: Sudah Terdeteksi

Menurut Laksamana Yudo, pilot Philips Marthen kabur usai KST membakar pesawat.

Rep: Flori Anastasia Sidebang/ Red: Erik Purnama Putra
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan, keberadaan pilot maskapai Susi Air, Philips Marthen yang hilang usai mendarat di Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan belum ditemukan. Meski begitu, ia menyebut, aparat keamanan sudah mendeteksi lokasi pilot tersebut.

"Belum (ditemukan), tapi sudah terdeteksi," kata Yudo kepada usai menghadiri Rapim TNI-Polri di Jakarta, Rabu (8/2/2023).

Yudo memastikan, pencarian pilot berkebangsaan Selandia Baru itu menjadi prioritas personel TNI-Polri. Dengan begitu, keberadaan Philips bisa segera ditemukan.

Baca juga : Alasan OPM Sandera Pilot Susi Air Asal Selandia Baru

Yudo juga kembali menegaskan, Philips tidak disandera kelompok separatis teroris (KST) Papua. Eks KSAL itu menekankan, saat pesawat yang diterbangkannya mendarat di Lapangan Terbang Paro dan dibakar pasukan KST, Philips segera kabur untuk menyelamatkan diri.

Yudo menyebut, sang pilot terpisah dari lima penumpang yang merupakan warga setempat. "Enggak ada (penyanderaan)," ujarnya.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan, personel gabungan TNI-Polri masih terus melakukan pencarian terhadap Philips. Sigit menuturkan, jajarannya juga sudah berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait masalah itu.

Baca juga : Selandia Baru Bantu Pulangkan Pilot Susi Air yang Disandera

"Khususnya (pihak) New Zealand (Selandia Baru) bahwa serahkan kepada kita dan kita akan ambil langkah-langkah penyelamatan pilot dari Susi Air yang saat ini sedang dalam pencarian," ungkap Sigit.

Sebelumnya, KKB membakar pesawat Susi Air di Bandara Paro, Nduga pada Selasa (7/2/2023) pagi. Penyerangan tersebut dilakukan KST Papua yang dipimpin Brigjen Egianus Kogoya. Mereka mengultimatum melepaskan Papua agar merdeka jika ingin pilot Susi Air dilepas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement