Senin 30 Jan 2023 22:05 WIB

Sepasang Elang Jawa, Parama dan Jelita Kini Terbang Bebas di Habitatnya

Parama dan Jelita merupakan sepasang elang jawa hasil pengembangbiakan PSSEJ dan TSI.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bilal Ramadhan
Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan dalam acara pelepasan  Elang Jawa.
Foto:

Direktur Konservasi Keanekaraman Hayati pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Indra Eksploitasia Semiawan, menyebutkan elang merupakan bagian dari sekitar 1.600 burung yang ada di Indomesia. Dimana 300 di antaranya merupakan hewan endemik, dan 500 di antaranya telah dilindungi Peraturan Menteri LHK Nomor 106/2018.

Elang jawa sendiri di Indonesia telah masuk ke dalam status endangered atau dilindungi. Dari hasil studi, pernah dinyatakan populasi elang jawa di Indonesia ada 700 ekor atau sekitar 300 pasang. Lantaran elang jawa bersifat monogami dan berada di wilayah Pulau Jawa saja.

Sebaran elang ini terbatas di Pulau Jawa, dari ujung barat yakni Taman Nasional Ujung Kulon hingga ujung timur di Semenanjung Blambangan Purwo (Alas Purwo). Namun penyebarannya kini terbatas di wilayah-wilayah dengan hutan primer dan di daerah perbukitan berhutan pada peralihan dataran rendah dengan pegunungan.

Elang jawa menyukai ekosistem hutan hujan tropika yang selalu hijau, di dataran rendah maupun pada tempat-tempat yang lebih tinggi. Mulai dari wilayah dekat pantai seperti di Ujung Kulon dan Meru Betiri, sampai ke hutan-hutan pegunungan bawah dan atas hingga ketinggian 2.200 meter dan kadang-kadang 3.000 mdpl.

Pada umumnya tempat tinggal elang jawa sukar untuk dicapai, meski tidak selalu jauh dari lokasi aktivitas manusia. Agaknya burung ini sangat tergantung pada keberadaan hutan primer sebagai habitat hidupnya.

Dalam tahun ini, pelepasliaran Parama dan Jelita menjadi pelepasliaran elang pertama di Indonesia. Namun, pada 2020 hingga 2022 sudah ada sekitar 30 ekor elang yang telah dilepasliarkan. Baik dari hasil konflik satwa, maupun hasil breeding.

“Jadi alasan kita mengapa kita meningkatkan populasi, yakni dengan melakukan pelepasliaran. Seluruh elang, tidak hanya elang jawa,” kata Indra mewakili Menteri LHK.

Direktur TSI, Jansen Manangsang, menambahkan pihaknya masih memiliki beberapa ekor elang jawa lagi yang dirawatnya. Ke depan, tidak hanya elang jawa, TSI juga akan melepasliarkan hewan lainnya seperti komodo.

 

“Sebentar lagi mungki beberapa kita akan lepas komodo yang berhasil kita tangkarkan di sini ada 6 ekor komodo kita akan lepaskan di tempat alam asli liar di Nusa Tenggara Timur (NTT),” tutur Jansen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement