Kamis 26 Jan 2023 09:22 WIB

Nasdem Siang Ini Bertamu ke Sekber Gerindra-PKB

Nasdem jadi tamu pertama Sekber Gerindra-PKB.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar memberikan keterangan saat peresmian Sekretatiat Bersama (Sekber) di kawasan Menteng, Jakarta, Senin (23/1/2023). Nasdem akan menjadi partai pertama yang akan bersilaturahmi ke Sekber Gerindra-PKB. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar memberikan keterangan saat peresmian Sekretatiat Bersama (Sekber) di kawasan Menteng, Jakarta, Senin (23/1/2023). Nasdem akan menjadi partai pertama yang akan bersilaturahmi ke Sekber Gerindra-PKB. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Syaiful Huda mengungkapkan bahwa Partai Nasdem akan menjadi tamu pertama dari Sekretariat Bersama (Sekber) Partai Gerindra-PKB. Kunjungan tersebut disebut akan dilakukan pada Kamis (26/1/2023) siang.

"Siang ini kami akan menerima kawan-kawan Nasdem yang mau silaturahmi ke Sekber Gerindra-PKB. Sebagai tamu pertama, kami akan terima dengan senang hati," ujar Huda lewat keterangannya, Kamis.

Baca Juga

Ia sendiri mengaku belum mengetahui apakah ada agenda khusus dari Partai Nasdem atas kunjungan tersebut. Dari informasi yang disampaikan, kejadiran Partai Nasdem di Sekber Partai Gerindra-PKB adalah bentuk silaturahmi.

Partai Gerindra dan PKB tentu membuka pintu seluas-luasnya terhadap partai politik lain yang ingin bergabung. Sikap ini didasarkan pada kesadaran jika membangun Indonesia membutuhkan kolaborasi sebanyak-banyak dengan stakeholder lain. 

"Jadi kalau ada yang mau bergabung untuk mencari peluang-peluang terbaik untuk Indonesia lebih baik kami akan sangat terbuka," ujar Huda.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali mengatakan, bahwa partainya adalah satu-satunya pihak yang telah mendeklarasikan bakal capres, yakni Anies. Namun pihaknya juga realistis dalam pengusungannya, mengingat Partai Nasdem belum memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen.

Adapun saat ini, Partai Nasdem dikaitkan dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang disebut akan membangun kerja sama politik yang disebut Koalisi Perubahan. Namun, koalisi tersebut hingga hari ini tak kunjung dideklarasikan untuk bersepakat mengusung Anies.

"Politik itu dinamis, apapun atau bagaimanapun dinamisnya politik itu, itu di atasnya tidak boleh mengalahkan kepentingan bangsa. Nah, itu yg sebenarnya Nasdem lihat, ketika kemudian ini terhambat dengan persyaratan yang tidak mungkin kita penuhi, tentunya kita harus punya alternatif-alternatif," ujar Ali kepada wartawan, Selasa (24/1/2023).

Ditanya lebih lanjut ihwal alternatif yang disampaikannya itu, apakah artinya Partai Nasdem membuka komunikasi dengan partai politik lain di luar Partai Demokrat dan PKS? Ali hanya meminta semua pihak untuk menunggu langkah tersebut.

"Tunggu saja dalam satu atau dua hari ini akan ada cerita ya, ada berita ya. Bisa jadi kita mengambil langkah-langkah lain," jawab Ali.

 

photo
Pasang surut hubungan Nasdem dan PDIP - (Republika/berbagai sumber)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement