REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Utara mencatat, sebanyak 3.543 warga dari 918 keluarga di tiga kecamatan di daerah itu mengungsi akibat banjir. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Aceh Utara, Saiful, di Aceh Utara, Ahad (22/1/2023), mengatakan, banjir di daerah itu kian meluas hingga merendam lima kecamatan dengan jumlah desa mencapai 26 desa terdampak.
"Dari pendataan kami, hingga saat ini sebanyak 3.543 jiwa dari 918 kepala keluarga di tiga kecamatan sudah mengungsi. Jumlah pengungsi masih terus bertambah karena banjir kian meluas, dan kini sudah merendam lima kecamatan," kata Saiful.
Saiful menyebutkan, tiga kecamatan yang warganya mengungsi tersebut, yakni Tanah Luas, Samudera, dan Kecamatan Pirak Timu. Sedangkan warga terdampak banjir di Kecamatan Matang Kuli dan Kecamatan Langkahan masih dalam pendataan.
"Ketinggian banjir di Kecamatan Langkahan mencapai 3,5 meter dan warga sudah mulai dievakuasi. Sementara, ketinggian banjir empat kecamatan lainnya berkisar antara 30 hingga 70 sentimeter," kata Saiful.
Saiful mengatakan, banjir mulai memasuki permukiman warga sejak Sabtu (21/1/2023) malam. Banjir terjadi akibat sejumlah sungai meluap karena hujan lebat. Saat ini, kondisi beberapa sungai mulai terkikis akibat terjangan banjir.
"Banjir melanda Kabupaten Aceh Utara terjadi akibat hujan deras dalam dua hari terakhir di Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bener Meriah, hingga mengakibatkan aliran sungai Krueng Keureuto, Krueng Pirak, dan Krueng Pase, meluap," kata Saiful.
Dia mengimbau masyarakat tetap siaga dan meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana banjir dan bencana lainnya, mengingat kondisi cuaca saat ini tergolong ekstrem, sesuai dengan informasi yang diperoleh dari BMKG Malikussaleh Aceh Utara.
"BPBD sudah menyiagakan tim dan memantau wilayah rawan banjir serta mempersiapkan penanganan tanggap darurat, seperti tempat pengungsian, dapur umum, bantuan masa panik, dan lainnya," kata Saiful.