Sabtu 21 Jan 2023 16:25 WIB

Erick Thohir: Jangan Campur Adukkan Sepakbola dengan Politik

Erick Thohir menekankan harus ada peta jalan memajukan sepak bola di tanah air.

Menteri BUMN Erick Thohir.
Foto: dok. Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir meminta semua pihak untuk tidak mencampuradukkan antara sepakbola dan politik. Hal itu ditegaskan Erick menjawab pertanyaan tentang pencalonan dirinya sebagai calon ketua umum PSSI dan kemungkinan keikutsertaannya dalam kontestasi politik Pilpres 2024 mengingat namanya dijagokan sejumlah survei dalam tiga besar calon wakil presiden potensial untuk Pilpres 2024. 

"Saya selalu bilang, jangan campur adukkan antara politik dan sepakbola. Kita harus benar-benar pisahkan. Yang itu memang, bagian dari politik yang sedang berjalan. Kalau ini (PSSI) tidak ada hubungan dengan politik. Ini bagian yang harus kita benahi sama-sama," kata Erick Thohir di Jakarta, Jumat malam (20/1/2023). 

Erick membantah dirinya diminta Presiden maju untuk mimpin PSSI. Namun, Menteri BUMN itu membenarkan dirinya meminta izin kepada kepada presiden saat hendak mencalonkan diri. 

Ketika dirinya menghadap Presiden Jokowi, Erick mengatakan meminta pertimbangan dari presiden bagaiman jika dirinya maju untuk membenahi sepakbola tanah air. 

"Respon beliau, bagus, ini sudah saatnya bagaimana PSSI dan pemerintah sama-sama bangun sepakbola Indonesia. Silahkan saja," kata Erick. 

Dukungan dari pemerintah, kata Erick, mutlak dibutuhkan untuk bersama-sama membangun iklim sepakbola yang sehat dan bersih. 

Erick mencontohkan, bagaimana Jepang membuat peta jalan (roadmap) sepakbolanya pada tahun 1991. Tak tanggung-tanggung, peta jalan itu dibuat untuk jangka waktu 100 tahun. Itu artinya, siapa pun presiden atau ketua organisasi sepakbolanya, peta jalan itu tetap dijadikan panduan bersama. 

Hasilnya, kata Erick, Jepang berhasil masuk ke ajang bergengsi Piala Dunia, termasuk Piala Dunia 2022 yang baru lalu. 

Erick mengatakan, orang kadang-kadang lupa dirnya sudah sangat lama bergelut di dunia olahraga. 

Di basket saja, kata Erick, dirinya sudah menangani klub Satria Muda sejak 1998-1999. Lalu, dia juga pernah diminta untuk memperbaiki Persija zaman Sutiyoso tahun 2022 sampai 2004. Hasilnya, Persija menjadi juara liga saat itu. 

Tak hanya itu, Erick juga diminta oleh Umuh Muchtar dan Glenn Sugita untuk membantu Persib Bandung menjadi lebih baik. 

Rekam jejak itu, kata Erick, bukan sesuatu yang perlu diperdebatkan lagi. Bahkan, Erick mengingatkan, dirinya juga pernah dipercaya untuk menjadi Ketua Panitia Asian Games.

"Dunia olahraga itu ya dunia kita banget, lah. Jangan sampai sepakbola yang sangat bagus ini, harapan masyarakat, dicampuradukkan dengan politik. Kita harus posisikan itu," tegas Erick.  

"Sepakbola, dunia olahraga ini kan benar-benar jiwa kita, jiwa saya juga. Jadi jangan pernah dicampur-campur. Karena kenapa, kalau dicampur-campur nanti rusak," tambahnya. 

Namun begitu, Erick menegaskan tetap dibutuhkan dukungan politik yakni dukungan pemerintah. "Tidak ada yang namanya persepakbolaan itu di sebuah negara sukses karena kerja sendiri-sendiri. Semua adalah kerja tim dengan dukungan pemerintahnya," kata Erick. 

Karena itu, Erick yakin dengan peran semua pihak seperti suporter, pemerintah, pemilik klub, hingga pemilik media, sepakbola Indonesia yang sedang berada di titik terendahnya dapat dibenahi kembali. 

Bersih-bersih dan Aturan Main

Membangun sepakbola nasional yang baik, kata Erick tidak bisa menjadi target individu, melainkan harus dijadikan target bersama. Itu sebabnya, ketika mendaftar sebagai calon ketua umum PSSI Erick mengatakan sudah banyak teori dan konsep tentang, namun perlu nyali untuk membenahi sepakbola Indonesia supaya bersih dan berprestasi. 

"Kenapa, karena nanti pasti banyak keputusan yang akan menimbulkan kontroversi. Soal pemain, wasit, pelatih timnas, pasti akan ada kontroversi. Karena itu perlu nyali untuk mengambil keputusan yang baik. Bukan untuk diri sendiri, tetapi karena sepakbola ini adalah harapan dan jiwanya masyarakat," kata Erick. 

Karena itu, jika terpilih memimpin PSSI, Erick akan memulainya dengan membongkar tatanan yang sudah ada dan dibangun ulang dengan membuat pondasi baru berupa aturan main baru yang harus ditegakkan oleh semua pihak yang terlibat di dalamnya. 

"Harus dibongkar, dibangun ulang. Ayo, kita tata bersama dengan role of the game baru," kata mantan Presiden Inter Milan itu. 

Erick mencontohkan, hal yang akan diatur dalam aturan baru itu  bagaimana nanti Indonesia mempunyai liga yang baik. Jangan sampai ikhitiar dan kemauan memperbaiki ini diporakporandakan oleh kepentingan individu.   

Aturan baru itu, kata Erick, juga dibutuhkan untuk menghindari konflik kepentingan, seperti yang dilakukannya saat melakukan aksi bersih-bersih di BUMN. 

Ditanya siapa yang mau dilawan pakai nyali, Erick mengatakan yang perlu dilawan adalah sistem, bukan individu. 

Erick menyadari nantinya keputusannya tidak akan bisa menyenangkan semua pihak. Namun hal itu harus dihadapi jika ingin sepakbola Indonesia berprestasi. 

"Sudah terlalu lama masyarakat berharap sepakbola yang mereka persepsikan baik. Yang pertama itu bagaimana sepakbola yang bersih dan kita kembali bikin indah," ujarnya. 

Karena itu, Erick ingin semua pihak yang terlibat nantinya menggunakan hati untuk membenahi sepakbola. 

"Pemilihan ini bukan siapa dan kenapa, tapi hatinya memang sama punya visi sepakbola seperti ini. Pakai hati, kalau tidak pakai hati, jangan, percuma saya bilang," tegas Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement